Jateng

Gunungan Tradisi Kupat Lepet pada Lomban Jepara Ditiadakan

inilahjateng.com (Jepara) – Tradisi kupat dan lepet pada h + 7 lebaran menjadi kegiatan rutin yang diadakan, salah satunya di Jepara. Namun, kali ini gunungan kupat lepet ditiadakan karena terbentur anggaran. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Muh Eko Udyyono memastikan tidak akan ada gunungan dalam tradisi lomban di Jepara.

Ia menyampaikan peniadaan tradisi Kupat Lepet akibat kurangnya serapan APBD yang tidak maksimal ketika tahun 2023.

“Kalau tahun ini, kami tidak melaksanakan Kupat Lepet karena anggaran dikurangi,” kata Eko.

Ia menjelaskan bahwa ada sekiranya Rp 8 Miliar anggaran yang seharusnya didapatkan Disparbud Kabupaten Jepara, namun tahun ini harus di potong.

Dengan ada potongan tersebut, membuat Disparbud Jepara harus menghilangkan gunungan tradisi Kupat Lepet.

Baca Juga  Modal dari Korupsi, Bank Salatiga Dapat Suntikan Dana Rp 1,12 Miliar

“Maka kami, carilah mana yang terpenting,” tuturnya

Menurutnya Kupat Lepet sudah biasa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, sedangkan pesta Lomban yang paling terpenting yaitu pelarungan Kepala Kerbau.

“Soal kupat lepet di tiap mishola masjid sudah ada, karena Larungan minculnya kupat lepet baru zaman,” ungkapnya.

Meski demikian Disparbud tidak ingin menghilangkan nilai kesakralan atas kegiatan Pesta Lomban.

“Acara lomban ini kami penuhi. Semua pelaksanaan kegiatan lomban kita penuhi seperti Kerbau ukuran, umur, ubarampe, ritual inti,” tuturnya.

Meski tiada Kupat Lepet, Pesta Lomban tetap berjalan dengan prosesi semestinya.

“kalau soal wayangan tetep. Kegiatannya ziarah ke makam makam seperti Cik lanang dan Mbah Ronggo, kemudian wayangan. Sebelum wayangan ada syukuran masyarakat makan kerbau, kemudian Sesajen di larung sudah siap,” ungkapnya. (NIF) 

Back to top button