Hadapi Bencana, Agustina-Iswar Akan Rekrut Relawan Hingga RT
Sistem Mitigasi Berbasis Teknologi

inilahjateng.com (Semarang) – Kota Semarang termasuk dalam daerah rawan bencana. Hal ini menjadi catatan serius Agustina Wilujeng Pramestuti yang berkontestasi di Pemilihan Wali Kota Semarang.
Mengutip catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Sepanjang paruh pertama tahun 2024 (hingga bulan Juni), Kota Semarang telah mengalami berbagai bencana alam, di antaranya banjir sebanyak 22 kejadian, tanah longsor 124 kejadian, kebakaran 26 kejadian, angin kencang 15 kejadian, rumah roboh 47 kejadian dan pohon tumbang 48 kejadian.
Jumlah kejadian tersebut membuat status kebencanaan Kota Semarang berkategori “rentan”.
Agustina, dalam debat publik calon Wali Kota yang digelar KPU Kota Semarang, Jumat (1/11/2024) malam mengatakan, Ibu Kota Jawa Tengah ini memiliki titik tertentu dan waktu-waktu tertentu rawan bencana.Â
Namun Agustina mengatakan, di masa kepemimpinan Hendi dan Ita sudah mengajak masyarakat untuk sadar bencana.
“Sebelumnya mas hendi dan mbak ita mengajak masyarakat untuk memitigasi bencana di titiknya masing-masing. Karena perbedaan karakter tiap kecamatan, terutama wilayah semarang atas dan semarang bawah sangat berbeda. Jadi perlu penanganan yang berbedan dan itu perlu kepekaan masyarakat bencana di tiap-tiap titik bencana,” jelas Agustina.Â
Agustina menwarkan sistem mitigasi berbasis teknologi dan kepekaan masyarakat dengan menyelenggarakam pendidikan atau pelatihan kebencanaan dengan tujuan memperbanyak relawan hingga di level RT.Â
“Bagaimana cara kita menyelesaikan pekerjaan rumah ini, harus dipahami bahwa bencana datang tidak pernah direncanakan. Oleh sebab itu perlu mitigasi dengan Pendidikan kebencanaan, memperbanyak relawan bencana, system mitigasi, dan peningkatan system informasi kebencanaan serta pencatatatn korban bencana,” tuturnya.Â
Salah satu tawaran program paling signifikan dari Agustina adalah pengedaan insentif bagi relawan kebencanaan agar bisa melakukan reaksi cepat yang Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM).
“Yang terpenting kemudian adalah pengaadaan insentif relawan kebencanaan agar reaksi cepat tanggap berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Lalu Agustina mengatakan perlunya membangun jaring pengaman bencana yang terkoneksi lintas kelurahan dan kecamatan.Â
Pertanyaannya, bagaimana anggarannya? Agustina menjawab bahwa Pekot Semarang perlu bekerjasama dengan pemerintah pusat.Â
“Kerjasama Pusat dan Daerah itu perlu supaya program kami berjalan,” tegasnya.
Namun Agustina juga melakukan analisis bahwa program kebencanaan yang kemungkinan bakal menelan anggaran yang cukup besar, akan terdampak dengan lesunya ekonomi saat ini.Â
Oleh sebab itu, meletakkan anggaran di organisasi warga paling bawah adalah salah satu solusi yang bisa diambil.
Salah satunya dengan memberikan dana RT 25 juta rupiah pertahun.Â
“Pada hari ini, ekonomi kita sangat lesu. Maka meletakkan dana di titik terbawah struktur pemerintahan dan masyarakat adalah solusi terbaik dari kami, dana RT 25 juta pertahun,” jelasnya.Â
“Dengan hal itu kami harap menjadi solusi agar beban anggaran keluarga, termasuk dalam hal penanggulangan bencana di level rumah tangga bisa tertanggulangi dengan baik,” pungkasnya. (LDY)