News

Hamas: Tiga Sandera Tewas Saat Operasi Pembebasan Israel


Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, menyebut ada tiga sandera tewas saat Israel melancarkan operasi militer khusus untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Salah satu sandera yang tewas merupakan warga negara AS.

Mengutip Al Arabiya, Senin (10/6/2024), militer Israel menyelamatkan empat sandera yang ditahan Hamas, dalam keadaan hidup, dalam operasi pembebasan sandera di area kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, pada Sabtu (8/6/2024) waktu setempat.

Operasi militer Zionis itu juga menewaskan sedikitnya 274 warga Palestina. Angka tersebut tercatat sebagai jumlah korban tewas paling buruk untuk periode 24 jam sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

Baca Juga  KPU Bakal Rekrut Kembali Petugas KPPS di Sejumlah Daerah untuk Pemilu Ulang

Dalam pernyataannya yang disertai video, Brigade Al-Qassam menyebut tiga sandera lainnya tewas dalam operasi militer Israel tersebut. Nama para sandera yang tewas tidak diungkap ke publik, namun video yang dirilis Brigade Al-Qassam menunjukkan tiga mayat tak dikenal yang bagian wajahnya disensor.

“Para sandera Anda tidak akan dibebaskan kecuali tahanan kami dibebaskan,” sebut keterangan dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam tersebut.

Disebutkan bahwa satu sandera yang tewas merupakan warga negara AS, sedangkan asal kewarganegaraan dua sandera lainnya tidak diungkap. Belum ada tanggapan resmi AS atas laporan tersebut.

Klaim sayap bersenjata Hamas itu langsung dibantah oleh juru bicara militer Israel, yang menyebutnya sebagai ‘kebohongan terang-terangan’.

Baca Juga  All Eyes on Papua: Deforestasi dan Pengingkaran Amanah Allah

Sementara itu, usai Israel membebaskan empat sandera dalam operasi di kamp pengungsi Nuseirat, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh menegaskan ‘perlawanan akan berlanjut’.

Haniyeh menegaskan bahwa Israel tidak bisa memaksakan pilihannya pada Hamas, dan kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang tidak memberikan keamanan bagi warga Palestina.

“Rakyat kami tidak akan menyerah dan perlawanan akan terus berlanjut untuk membela hak-hak kami dalam menghadapi musuh kriminal ini,” tegas Haniyeh.

“Jika pendudukan (Israel) meyakini mereka bisa memaksakan pilihannya kepada kami dengan kekerasan, maka itu adalah sebuah khayalan,” sebutnya.

Dalam komentar terpisah, seorang pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa ‘mendapatkan kembali empat sandera setelah sembilan bulan pertempuran adalah tanda kegagalan, bukan pencapaian’.

Baca Juga  Proses Harmonisasi Putusan MA tak Kunjung Rampung, Ketua KPU Akui Bingung

 

Back to top button