Ekonomi & Bisnis

Harga Beras di Salatiga Masih Tinggi, Ini Harapan Masyarakat

inilahjateng.com (Salatiga) – Harga beras terpantau masih tinggi di pasaran Kota Salatiga. Meskipun, harga cabai dan telur telah mengalami penurunan.

Pedagang beras Rusti (44) mengatakan, kenaikan harga beras di pasaran mulai merangkak naik sejak Agustus. Namun, puncak kenaikan dirasakan pedagang mulai awal September kemarin.

“Sejak saya berjualan disini 20 tahun lalu sekira tahun 2002. Tahun ini kenaikan paling tajam perhari diangka Rp 1.000 sampai Rp 1.500,” terangnya kepada inilahjateng.com, di Pasar Blauran Salatiga, Selasa (19/9/2023).

Rusti bercerita, saat ini kenaikan harga beras bukan saja pada jenis beras biasa. Tetapi, kenaikan juga merambah beras premium dengan rata-rata kenaikan harga diangka Rp 1.500.

Baca Juga  Semangat Berbagi Idul Adha 1446 H, Bapekis dan Karyawan BRI Salurkan 961 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Ia menambahkan, untuk saat ini kenaikan harga per karung isi 25 kilogram dijual dengan harga selisih Rp 30 ribu dari harga awal. Adapun beras eceran dahulu dijual Rp 10 ribu sekarang menjadi Rp 13 ribu.

“Harga beras premium semula dijual Rp 12 ribu menjadi Rp. 13.500. Beras naik diduga karena gagal panen akibat El-Nino. Sejauh ini, saya pasokan beras ambil dari Kabupaten Sragen, Gemolong, dan Demak,” katanya

Seorang pembeli Amini (50) berharap kenaikan beras dapat segera diatasi oleh pemerintah.

Sebab, beras merupakan kebutuhan sehari-hari. Sehingga, jika harga beras terus naik masyarakat akan semakin susah.

“Buat kebutuhan sehari-hari, mau nggak mau harga naik tetap beli beras. Kalau pengennya ya turun soalnya gaji kan nggak naik. Inginnya pemerintah menurunkan harga beras, jadi ada solusi. Kalau nggak naikkan gaji, ya diberi bantuan,” ujarnya (RIS)

Back to top button