Harga Minyak Goreng di Malang Jauh di Atas HET
Harga minyak goreng di sejumlah daerah di Jawa Timur, melonjak tajam. Di Malang, Jawa Timur, melebihi harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp11 ribu/liter.
Ekonom Universitas Brawijaya Malang, Nugroho Suryo Bintoro, Kamis (11/11/2021), berharap pemerintah turun tangan meredam mahalnya harga minyak goreng.
Kata dia, upaya pengendalian harga tersebut dibutuhkan, mengingat permintaan masyarakat diperkirakan akan meningkat jelang akhir tahun. “Ketika akhir tahun, jika masih belum terkendali, maka tidak menutup kemungkinan pada akhir November dan Desember harga minyak goreng akan semakin tinggi,” kata Nugroho.
Nugroho menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng di dalam negeri terjadi akibat melonjaknya harga ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan bahan baku utama, seiring dengan kenaikan permintaan dari China dan India.
Namun, pemerintah seharusnya bisa menjaga keseimbangan antara kebutuhan minyak goreng dalam negeri dan kebutuhan ekspor. Berdasarkan catatan, pada Agustus 2020 hingga 2021, terdapat kenaikan volume ekspor minyak sawit mencapai 55,8 persen. “Permintaan melonjak untuk ekspor. Ekspor memang menjadi kebutuhan nasional, namun tidak berarti pasokan dalam negeri terabaikan,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, ketika memasuki musim libur akhir tahun diperkirakan kebutuhan minyak goreng di dalam negeri akan mengalami kenaikan. Hal itu bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, namun juga kebutuhan dari sektor pariwisata.
Sektor pariwisata, menurut dia, tidak hanya bicara terkait dengan aktivitas wisata masyarakat, akan tetapi terkait juga dengan pola konsumsi wisatawan. Konsumsi itu akan sangat berkaitan dengan harga komoditas minyak goreng.
“Di sini, posisi minyak goreng harus terkendali. Ada aturan di Kementerian Perdagangan tentang HET. Ini kemudian sesungguhnya butuh pengawasan,” katanya.
Ia menambahkan, komoditas minyak goreng memiliki karakteristik berbeda dengan komoditas lain seperti cabai, gula, telur, dan lainnya. Kebutuhan minyak goreng tidak bisa dilepas oleh masyarakat atau para pelaku usaha, khususnya skala kecil. “Minyak goreng itu utama. Konsumsi dari masyarakat, UKM dan perhotelan, semua tidak bisa lepas dari minyak. Ini berbeda dengan komoditas lainnya yang juga penting, tapi masih bisa disiasati oleh pedagang,” katanya.
Saat ini, harga minyak goreng khususnya di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, dalam kurun waktu satu bulan terakhir mengalami kenaikan cukup tajam. Hal tersebut banyak dikeluhkan oleh para pedagang, termasuk pelaku usaha skala kecil dan menengah.
Harga minyak goreng tertinggi tercatat di Kabupaten Tulungagung yang mencapai Rp19.666 per liter dan terendah di Kota Batu Rp14.000 per liter. Berdasarkan pantauan, harga minyak goreng curah di Pasar Besar Kota Malang mencapai Rp19.000 per liter pada Rabu (10/11/2021).