
inilahjateng.com (Semarang) – Rumor mengenai niat Junianto, pemilik Wahyu Agung Grup, untuk kembali menguasai mayoritas saham PSIS kembali mencuat.
Legal Club PSIS, Hinca Panjaitan, memberikan pandangannya terkait ketertarikan tersebut sekaligus menegaskan sikap manajemen klub.
Menurut Hinca, PSIS adalah klub besar yang memiliki daya tarik tinggi bagi para investor, apalagi setelah kembalinya tim ke Stadion Jatidiri Semarang.
“Kalau gadis cantik sedang berbenah, banyak peminatnya. Tapi banyak yang cuma suit suit aja. Nah kalau ada minat serius, kalau uangnya sedikit, mundur saja. Ini legacynya besar, masa depannya besar, valuenya besar,” tandasnya.
Ia menekankan bahwa PSIS tidak hanya membutuhkan investor, tetapi juga mitra yang serius dan memiliki visi besar untuk klub.
“Sekarang saya sudah ikut di dalam, nah saya pasti memberi nasihat kalau ada yang minat dan uangnya banyak, ayo sama-sama bicara. Tapi kalau (uangnya-red) sedikit ya sudah berhenti saja,” tambahnya.
Hinca juga menyoroti pentingnya kesiapan finansial dan komitmen kuat bagi siapa pun yang ingin membeli saham PSIS.
Ia membandingkan situasi ini dengan klub-klub besar dunia seperti Liverpool atau Manchester United.
“Kalau dia gak punya uang, cuma cuap-cuap saja, pasti gak akan muncul untuk membicarakan lebih detail,” ucapnya.
Dia menegaskan bahwa nilai PSIS saat ini telah meningkat pesat, terutama dengan pencapaian lisensi AFC yang dimiliki klub. Oleh karena itu, calon investor harus benar-benar mengukur kemampuan sebelum memutuskan.
“Ukurlah bajumu, kekeciln atau kebesaran. Tapi siapa pun yang ingin masuk ke PSIS sekarang, bawa uang besar, mari kita bicara untuk kembangkan tim ini,” jelas Hinca.
Sebagai catatan, Junianto pernah memiliki sebagian saham PSIS sebelum musim Liga 1 2021 dengan porsi 30 persen, namun kemudian melepasnya kepada Heri Sasongko, Dirut PT Megah Jaya Mulya.
Manajemen PSIS berharap, dengan pernyataan ini, setiap calon investor dapat memahami nilai besar PSIS dan siap berkontribusi nyata dalam pengembangan klub yang memiliki masa depan cerah.
“Tapi kalau cuma teriak-teriak saja yang besar, tidak ada eksekusinya, ah itu pasti kecil lah,” pungkas Hinca. (BDN)