IDI Jateng Harap Penghentian PPDS Anastesi Undip Tidak Lama

inilahjateng.com (Semarang) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, dr Telogo Wismo berharap penghentian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) tidak berlangsung lama.
Hal ini seiring dengan adanya kasus bunuh diri mahasiswi PPDS Undip, Rabu (14/8/2024) lalu.
Menurutnya, jika PPDS Anastesi dihentikan dalam waktu lama, maka akan berdampak pada pelayanan di rumah sakit terutama para pasien.
“Saya rasa itu di putusan dirjen yankes sementara sampai selesai permasalahan. Kalau sudah selesai saya rasa akan dicabut untuk bisa segera melayani, karena kalau terlalu lama dicabut, kasihan pasien juga,” kata Telogo, Jumat (16/8/2024).
Telogo mengatakan jika dokter anastesi memiliki peran sangat penting di rumah sakit. Bahkan mereka memiliki beban kerja yang cukup berat dalam menjalankan profesinya.
“Karena memang urusan berhadapan dengan pasien apalagi di anestesi itu urusannya waktu, kecepatan dan ketepatan. Ada jokes sedikit, bahwa bedanya dokter anestesi dengan orang awam, membuat pingsan semua orang itu bisa, tapi membuat bangun orang pingsan itu tugas dokter anestesi. Maka menjadi beban psikis yang luar biasa ketika membius pasien dan mempertahankn kondisinya sampai nanti dibangunkan kembali,” paparnya.
Terkait kematian dokter Aulia Risma Lestari, PPDS Universitas Diponegero (Undip) yang tewas bunuh diri, IDI mendukung penuh langkah kepolisian yang sedang mendalami peristiwa ini.
“IDI akan mendukung agar masalah ini bisa selesai dengan baik, karena potensinya adalah bisa terulang lagi. Nah jangan sampai ada PPDS yang meninggal karena kelelehan, sakit, jangan sampai,” tuturnya.
Pihaknya juga mendorong dibentuknya tim untuk memantau atau memeriksa kesehatan mental mahasiswa PPDS. Sebab, beban PPDS sangat berat.
“Karena memang namanya sekolah spesialis itu tekanannya liar biasa baik tekanan fisik maupun tekanan psikis. Nah IDI akan mendorong harus ada pemeriksaan secara berkala agar dokter-dokter PPDS itu bisa tetap melaksanakn tugasnya dengan prima” pungkasnya. (LDY)