Jateng

Ini Sejumlah Catatan Dewan Soal Makan Bergizi Gratis

inilahjateng.com (Semarang) – Program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah mulai dilakukan ujicoba di 26 provinsi di Indonesia sejak Senin (6/1/2025) kemarin.

Di Kota Semarang ada delapan titik sekolah mulai dari PG, TK, SD, SMP dan SMA yang melakukan ujicoba makan bergizi gratis.

Pelaksanaan program tersebut mendapat sorotan dari DPRD Kota Semarang.

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengapresiasi program yang diusung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut.

“Secara umum sudah bagus konsepnya jadi dalam rangka menekan kekurangan gizi,” kata Anang, Rabu (8/1/2025).

Meski secara konsep sudah bagus, namun pihaknya menyoroti beberapa permasalahan yang bisa timbul dari program MBG ini.

Baca Juga  Wakapolres Demak Jabat Karumkit Bhayangkara Surakarta

Ia menyebut dari ujicoba yang sudah dilakukan di Kota Semarang, ada beberapa anak-anak yang mengeluh jika sayur masih kurang dan tidak ada susu.

Namun ia secara pribadi jika melihat anggaran yang digelontorkan untuk program ini, menurutnya tidak cukup jika harus menyertakan susu dalam satu porsi menu makannya.

“Saya pribadi dengan anggaran segitu kok melihat tidak sampai kalau harus pakai susu. Saat ini juga masih bertahap kan,” jelasnya.

Menurutnya dengan konsep MBG yang ada di Indonesia ini, pada tahun 2025 nantinya diharapkan bisa menjangkau 40 persen wilayah.

Tahun 2026 menjangkau 80 persen dan tahun 2029 baru bisa 100 persen.

“Konsepnya sudah bagus seperti di beberapa negara di luar negeri kan ada makan siang gratis tapi memang anggaran cukup besar,” tuturnya.

Baca Juga  UNNES Buka Prodi Kedokteran Hewan Pertama di Jateng

Namun dari program ini ia menyebut akan ada beberapa permasalahan yang muncul mulai dari proses distribusi, pengadaan, kualitas makanan, hingga sampah tempat makan jika menggunakan tempat sekali pakai.

“Jadi kalau lihat road map seperti itu maka secara bertahap InsyaAllah bisa tercapai. Tapi masalahnya ada pada masalah pengadaan, distribusi, kualitas makanan dan sampah harus di perhitungkan,” terangnya.

Untuk di Kota Semarang sendiri, ia melihat sudah menggunakan tempat makan stainless yang nantinya bisa dicuci dan dipakai kembali sehingga tidak menimbulkan sampah.

“Pakai wadah makan stainless ini kan ramah lingkungan. Bayangkan kalau 24 ribu per hari wadah sekali pakai, gimana sampahnya,” bebernya.

Dari segi anggaran, saat masa ujicoba ini memang masih menggunakan APBN.

Baca Juga  Orma FTIK Sukses Gelar Talkshow Membuka Peluang di Era Teknologi

Namun menurutnya saat berjalannya waktu pelaksanaan program ini secara keseluruhan, bisa jadi akan mengambil sedikit anggaran dari daerah melalui APBD.

“Seluruhnya APBN tapi saya rasa juga nantinya akan sharing dengan daerah. Kalau ujicoba masih APBN,” pungkasnya. (LDY)

 

Back to top button