Ekonomi & Bisnis

Inilah Alasan Beras SPHP Distop Pemasarannya

inilahjateng.com (Semarang) – Beras SPHP merupakan beras yang disalurkan pemerintah melalui Perum Bulog sudah satu bulan terakhir dihentikan pemasarannya.

Pemasaran beras SPHP memang sengaja dihentikan sementara karena pemerintah akan menyerap gabah petani yang saat ini memang sedang panen raya.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah mengatakan saat ini program beras SPHP memang sedang ditutup oleh Bulog.

“Memang belum ada karena programnya sama Bulog sedang ditutup karena untuk menyerap gabah petani biar harga gabah tetap stabil. Satu bulan ini tidak ada SPHP,” kata Arie, sapaan akrabnya, Selasa (4/3/2025).

Arie menyebut, kemungkinan setelah panen raya atau gabah petani sudah terserap semua maka beras SPHP akan kembali muncul dipasaran.

Baca Juga  Jadi Andalan Masyarakat, Super App BRImo Digunakan 40 Juta User dan Catat Transaksi Rp1.599 Triliun dalam 3 Bulan

Namun pihaknya memastikan, dengan tidak adanya beras SPHP, tidak akan berpengaruh terhadap harga beras dipasaran.

“Mungkin setelah selesai panen akan ada lagi (beras SPHP). Tidak ada pengaruh terhadap harga beras. Harga medium (beras) tetap,” tuturnya.

Diakuinya, beras SPHP memang merupakan beras impor.

Namun saat ini memang keran beras impor sudah ditutup.

“Banyak impor kalau SPHP tapi sekarang impor sudah di tutup,” tandasnya.

Pedagang sembako di Pasar Karangayu Semarang, Ramiya Surati mengaku sudah satu bulan terakhir tidak ada pasokan beras SPHP.

Bahkan banyak pelanggannya yang mencari beras SPHP.

“Dari Bulog (beras SPHP) kosong dari satu bulan lalu. Alasannya kurang tahu. Banyak yang mencari,” ungkapnya.

Baca Juga  Dukung Swasembada Pangan Presiden, Jepara Ditarget Tanam 48 Ribu Hektare Padi

Ia mengatakan beras SPHP memang menjadi primadona dan banyak diburu masyarakat karena harganya murah yakni Rp60.000 per 5 kg.

“Belum tau kapan ada lagi (beras SPHP). Katanya nunggu efisiensi. Kalu beras biasanya itu harganya Rp 13.500 – Rp 14.000 per kg,” terangnya. (LDY)

Back to top button