JatengNews

Ita Lawan Yoyok Bisa Terjadi di Pilwalkot Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Pertarungan colon Wali Kota pada Pilwakot Semarang bisa terbaca oleh pengamat politik, yakni antara petahana Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita dengan CEO PSIS Semarang A.S Sukawijaya atau Yoyok Sukawi.

Hal ini disampaikan Pengamat Politik Undip, Wahid Abdulrahman saat acara Ngobrol Politik: Tergiur Figur yang digelar Forum Wartawan Provinsi dan DPRD Jateng (FWPJT) dan Forum Wartawan Balai Kota (Forwakot) Semarang, di Setos Cafe, Kamis (16/5/2024). 

“Head to head Ita vs Yoyok itu sangat mungkin terjadi. Elit partai tingkat lokal, Gerindra, Demokrat, Golkar, siapa paling intrik? Mas Yoyok. Golkar punya Yudi atau Mualim. Sampai hari ini, masih belum sama. Lebih realistis, jika bagaimana mengalahkan PDIP akan lebih menarik lagi,” ucap Wahid. 

Yoyok juga menanggapi langkah yang diambil Yotok dengan melamar ke seluruh partai Koalisi Indonesia Maju. Menurutnya itu adalah bagian dari konsolidasi.

Pasalnya, selain rekomendasi untuk bisa maju pilwakot, jaringan politik juga sangat diperlukan. Dengan langkah Yoyok ini, kemungkinan head to head antara Ita dan Yoyok pun sangat mungkin terjadi.

Sementara, dari hasil survei The Republic Institute yang dilakukan pada 1 – 10 Mei 2024, ada tiga besar tokoh yang memiliki elektabilitas maju sebagai wali kota dalam pilwakot yaitu Hevearita Gunaryanti Rahayu berada di urutan pertama dengan persentase 16,8 persen. Kemudian ditempat kedua, Yoyok Sukawi 15,8 persen dan Ade Bhakti Ariawan 14,5 persen. 

The Republic Institute juga merilis survei kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Kepuasan terhadap kinerja Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berada di angka 53 persen. 

Dari angka tingkat kepuasan yang diperoleh Ita, Wahid mengatakan tingkat kepuasan dari kinerja petahana menjdi salah satu faktor penting jika akan maju kembali sebagai calon Wali Kota. Pasalnya, itulah yang menjadi faktor menguntungkan.

“Kalau tadi lihat 53 persen, sebenarnya cukup mengkhawatirkan. Ini warning. Ini PR bagi Bu ita,” ungkapnya.

Sebenarnya, sebut Wahid, banyak program bagus dari petahana. Hanya saja, bagaimana cara penyampaian kepada pemilih dan perlu mencari inovasi baru. 

Apalagi, muncul figur penantang yaitu Yoyok Sumawi yang memiliki investasi lama di PSIS, menjadi anggota DPR RI, ditambah orangtuanya sempat menjadi wali kota. Sehingga, jaringan politik cukup berjalan. 

Namun, PDIP tentunya tidak mau kalah kedua kali setelah kalah di pilpres. Apalagi, Semarang merupakan barometer Jawa Tengah. 

“Ketika rekom turun (ke Ita). Saya kira PDIP akan bisa lebih solid,” bebernya. 

Peneliti The Republic Institute, Sufyanto mengatakan, dalam teori voting behavior bagaimana cara menilai incumben sangat mudah yakni dilihat dari tingkat kepuasan. 

Jika tingkat kepuasan bisa diperbaiki hingga menjelang 27 November, tentu akan menaikan elektabilitas.

“Tapi, kalau tidak diperbiaki sangat sulit menaikkan elektabilitas. Banyak pengalaman incumben. Kalau kebijakan tidak bisa dirasakan maka tren akan semakin turun. Itu catatan bagi incumben dimana saja. Penting ketika ikut kompetisi kembali mempertimbangkan aspek kinerja,” tandasnya. (LDY)

Baca Juga  Dewan Keamanan PBB Sahkan Resolusi Gencatan Senjata di Jalur Gaza Usulan AS
Back to top button