
inilahjateng.com (Sragen) – Ambrolnya Jembatan Mondokan di Dukuh Winong, RT 22, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen sangat menganggu warga.
Warga sekitar yang sering melintas harus memutar sehingga perjalanan lebih lama. Seperti yang dirasakan, Sehono (38) seorang pedagang sayur keliling.
Ia mengaku sangat terganggu dengan ambrolnya jembatan penghubung antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur tersebut.
“Kalau menurut saya pribadi, terganggu sekali. Soalnya kan ini jalur utama, jadi kalau biasanya lewat sini cepat. Dengan kondisi seperti ini, jadi harus muter itu perjalanan 2 kali lipat,” kata dia, Senin (16/12/2024).
Ia mengatakan ambrolnya jembatan membuat dirinya harus menempuh jarak 12 kilometer. Padahal biasanya ia hanya menempuh 5 kilometer perjalanan.
Warga Pandansari, Kecamatan Sine itu memang terbiasa melintasi jembatan tersebut. Setiap akan berjualan dirinya harus melintasi jembatan tersebut.
Ia mengaku sedikit merugi dengan ambrolnya jembatan ini. Ia harus mengeluarkan uang transport lebih banyak dibandingkan biasanya.
Pelajar asal Ngawi, Jawa Timur Gilang RH (16) juga sangat merasa terganggu dengan ambrolnya Jembatan Mondokan tersebut.
Ia harus menempuh perjalanan lebih jauh untuk ke sekolah. Ia sendiri bersekolah di SMK negeri 1 Gondang, ia harus menempuh perjalan 15 kilometer.
“Semoga pemerintah segera memperbaiki jembatan ini secepat mungkin, sehingga bisa dilalui seperti biasanya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tunggul, Suntoro mengatakan ambrolnya jembatan ini lantaran talud bendungan yang berada di sebelah jembatan ambrol.
Bendungan Winong sendiri telah jebol pada Jumat (22/11/2024) sekira pukul 20.00 WIB lalu. Talud bendungan membuat tanah mengikis dan merambat ke jembatan.
“Kalau jembatan itu dibangun 1935 masih jaman belanda bersama dengan bendungan. Kalau bendung aman sebenarnya jembatan aman tapi karena arus deras tanah mengikis sehingga dengan cepat jembatan roboh,” terangnya. (mpm)