Jurnalis di Kudus Diintimidasi Oknum Relawan

inilahjateng.com (Kudus) – Oknum Relawan melakukan intimidasi terhadap sejumlah jurnalis saat meliput proses evakuasi pendaki yang terperosok di Pegunungan Muria Kudus.
Kejadian intimidasi dan mengarah kepada upaya ancaman kepada jurnalis terjadi di Kudus, saat melakukan peliputan kejadian bencana evakuasi salah seorang pendaki yang terperosok di jalur pendakian natas angin pegunungan muria di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Selasa (24/5/2025).
Karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, akhirnya proses evakuasi dihentikan pada selasa malam dan dilanjutkan pada hari rabu (25/6/2025).
Proses evakuasi melibatkan tim gabungan dari pos bazarnas jepara, bpbd kudus, serta para relawan kebencanaan.
Para jurnalis yang sedang melakukan peliputan berkumpul di posko pendakian natas angin sambil mencari data awal kronologi dan identitas korban, namun hingga siang hari para jurnalis tidak mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan.
Jurnalis Simpang5 TV, Masrukin, mengatakan, peristiwa intimidasi terhadap jurnalis terjadi saat kedatangan kantong jenazah yang ditandu oleh relawan dari atas menuju posko di pos pendakian puncak Natas Angin.
“Awalnya terdapat empat jurnalis online dan cetak yang hendak mengambil gambar momen kedatangan kantong jenazah dari jarak 200 meter dari titik posko. Namun diteriaki dengan lantang oleh oknum relawan untuk tidak mengambil gambar dan mengancam akan merusak kamera bagi siapa saja yang mengambil gambar,” ujar Masrukin.
Insiden berlanjut sesaat sesaat kantong jenazah hendak masuk dalam mobil ambulans, sejumlah relawan meneriaki untuk tidak mengambil gambar.
Salah seorang oknum relawan dengan lantang berteriak “masyarakat termasuk juga wartawan dilarang ambil foto atau pun video”.
Karena berusaha mengamankan visual salah Masrukin berupaya mengambil video dari dalam warung.
Kemudian, oknum relawan yang melihat Masrukin, diteriaki dan dikejar hingga ke dalam warung, dan terjadilah aksi intimidasi dan ancaman dan gertakan dengan memegang kerah baju yang dikenakan.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Muria, Iwhan Miftakhudin, mengatakan, atas kejadian tersebut, pihaknya mendatangi kantor BPBD Kabupaten Kudus untuk meminta klarifikasi.
“Sore ini kami datang untuk menemui Kalak BPBD untuk meminta klarifikasi atas insiden tersebut. Kami menyayangkan adanya intervensi dan upaya kekerasan terhadap rekan kami dalam tugasnya,” ujar Iwhan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kudus, Mundir, menyatakan permintaan maaf atas insiden tersebut.
“Kami akan mencari siapa oknum relawan itu. Kami berjanji akan tindak tegas kalau memang dia bersalah karena telah melakukan intimidasi terhadap kawan jurnalis,” ungkap Mundir. (Hrw)