
inilahjateng.com, (SOLO) – Kader DPC PDIP Solo Wawanto, melaporkan Ketua DPC PDIP Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo ke Polresta Surakarta. Laporan tersebut yakni atas kasus dugaan pengancaman.Â
Wawanto saat dikonfirmasi mengatakan, laporan tersebut didasari dari tindakan yang diterima Wawanto saat rapat internal Kader PDIP di Girli Corner, Kamis (29/9/2024) lalu.
Dimana tindakan pengancaman terjadi saat ia menyatakan sikap tidak akan masuk dalam tim pemenangan Bapaslon Teguh Prakosa-Bambang Gage Nugroho yang diusung PDIP Solo dalam Pilkada 2024.Â
“Jadi tanggal 29 itu kami bakal calon ini, mendapat undangan dari bapak FX Hadi Rudyatmo untuk mengadakan koordinasi,” katanya, Rabu (4/9/2024).
Dalam koordinasi tersebut, sejumlah pihak khususnya ia menyampaikan kekecewaan atas turunnya rekomendasi nama Bambang Gage Nugroho. Setelah menyatakan kecewa, masing-masing menyatakan sikap bahwa tidak akan ikut dalam tim pemenangan.
“Setelah itu, ditanggapi beliau oleh pak Rudy, dan pak Rudy saya juga tidak tau, tiba-tiba naik pitam, berdiri menyerang saya, sambil nunjuk-nujuk kepada saya waktu itu dan mengatakan “tak pateni, tak pateni kwe”, jadi sudah mau mukul saya, namun dilerai dengan teman-teman,” terangnya.Â
Setelah berhasil keluar dari lokasi rapat internal, dirinya juga sempat mendapat tindakan ancaman dari anak FX Rudyatmo.Â
“Waktu saya mau keluar itu, Dian anaknya pak rudi, bersama teman-temannya 3 atau 4 orang itu, semua nyerang saya, dan rio itu sempat mukul saya, namun saya masih bisa tangkis. Dan setelah itu, kami digiring keluar oleh teman-teman untuk meninggalkan lokasi, karena situasi tidak kondusif,” ungkapnya.Â
Wawanto mengaku, bahwa pelaporan itu terpaksa dilakukan lantaran dirinya telah berusaha menunggu itikad baik dari FX Rudy, namun sampai waktu pelaporan tidak kunjung ada komunikasi.Â
“Sebenarnya menunggu itikad baik, cuma sampai saat ini belum ada permintan maaf, makanya saya memilih proses hukum,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai bukti tindakan pengancaman, Wawanto menyatakan tidak memiliki bukti fisik, namun sudah mencantumkan beberapa nama yang dapat menjadi saksi tindakan tersebut.Â
“Tidak ada (bukti), itu karena rapat internal jadi tidak ada media, tidak ada liputan apapun. Tapi saya yakin ada CCTV, dan itu bisa untuk membuktikan. Dan temen-temen, yang mengetahui kejadian disana, sudah saya sebut disini,” tandasnya. (DSV)