Kasusnya Meningkat! Ketahui Gejala dan Cara Mencegah Penularan Virus HIV

Ditulis oleh: Aniza Pratiwi
Beberapa waktu terakhir, kasus penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) tercatat meningkat di Indonesia. Muhammad Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan mengatakan penularan kasus HIV banyak terjadi pada ibu rumah tangga.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, persentase peningkatan kasus penularan HIV yang didominasi oleh ibu rumah tangga ini telah menembus angka 35 persen.
”Kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya,” ungkap Syahril mengutip dari laman resmi kemkes.go.id, Jumat, (12/05/2023).
Minimnya pengetahuan cara mencegah HIV serta memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko menjadi penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga.
Selain itu, penularan virus HIV juga bisa terjadi pada bayi saat ia masih dalam kandungan, proses kelahiran, bahkan ketika menyusui.
Tingkat penularan HIV yang terjadi dari ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45 persen dari keseluruhan penularan kasus.
”Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV,” jelas Syahril.
Virus HIV tidak langsung menunjukkan efek kepada orang yang tertular. Umumnya, gejala HIV memiliki beberapa fase, yakni akut, kronis, dan simptomatik. Beberapa fase tersebut bisa Anda simak dalam penjelasannya sebagai berikut:
Infeksi Primer (Akut)
Pada dua hingga empat minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh, orang yang terinfeksi dapat merasakan gejala flu, demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam, serta sakit tenggorokan.
Gejala dan tanda lain yang juga bisa dialami yaitu luka mulut yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening terutama pada bagian leher, diare, penurunan berat badan, batuk, dan berkeringat pada malam hari.
Gejala-gejala tersebut bisa hilang dan kambuh, serta bisa muncul selama beberapa hari hingga mingguan.
Infeksi Laten Klinis (kronis)
Pada fase ini, HIV aktif merusak daya tahan tubuh, namun perkembangbiakannya masih sedikit. Beberapa penderita ada yang tidak bergejala, tapi ada juga yang mengalami gejala seperti berikut:
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Berat badan turun
- Diare
- Batuk
- Berkeringat di malam hari tanpa sebab yang jelas.
AIDS
HIV kronis yang tak kunjung ditangani dapat berkembang dan memasuki fase yang lebih serius, yaitu AIDS. Di fase ini, kerusakan pada daya tahan tubuh sudah parah, sehingga penderita dapat dengan mudah terkena infeksi lain.
Pada fase ini, gejala yang bisa dialami antara lain:
- Muncul ruam atau bintik
- Mudah lelah
- Tubuh mudah berdarah atau memar
- Muncul bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus
- Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
- Berat badan turun tidak jelas penyebabnya
- Sesak napas
- Mudah marah dan depresi
- Sulit konsentrasi, lupa ingatan, atau kebingungan
- Demam yang berlangsung selama lebih dari 10 hari
- Bintik ungu di kulit yang tidak hilang.
Cara Mencegah Penularan Virus HIV
Hingga saat ini masih belum ada ada vaksin yang dapat mencegah penularan HIV sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah risikonya, yaitu:
- Lakukan tes HIV: Agar terhindar dari penularan HIV, sebaiknya lakukan tes HIV bersama pasangan sebelum menikah.
- Hindari hubungan seks bebas: Semakin sering bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seks, semakin besar kemungkinan penularan virus HIV. Hindari berhubungan seks bebas agar terbebas dari penularan virus HIV.
- Hindari penggunaan narkoba: Penularan virus HIV juga bisa melalui jarum suntik yang digunakan secara bersama-sama dengan orang yang sudah terinfeksi HIV. Oleh karena itu, hindari penggunaan narkoba karena dapat memberikan banyak dampak buruk terhadap kesehatan.
Untuk seseorang yang telah terinfeksi HIV, cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV ke orang lain yakni dengan minum obat HIV setiap hari. Pengobatan ini disebut terapi antiretroviral atau ART yang membantu orang yang terinfeksi HIV bisa hidup lebih lama dan sehat.
ART memang tidak dapat menyembuhkan HIV, namun dapat mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh. Sebab salah satu tujuan ART adalah untuk mengurangi jumlah HIV dalam tubuh ke tingkat yang tidak terdeteksi. Sehingga cara ini bisa mengurangi risiko penularan HIV ke pasangan atau orang lain.
Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.