Jateng

Kawasan Banjir Kota Semarang Masih 2,34 Persen

inilahjateng.com (Semarang) – Pemerintah Kota Semarang saat ini fokus dalam menangani persoalan banjir dan Rob yang hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR).

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu membeberkan presentase kawasan banjir yang ada di Kota Sematang saat ini masih 2,34 persen. Sementara untuk kawasan Rob masih ada 1,09 persen.

Ia mengatakan jika capaian tersebut lebih rendah dibandingkan persentase banjir dan rob saat 2022. Pada tahun 2022, persentase kawasan banjir Kota Semarang masih sebesar 2,37 persen dan persentase kawasan rob masih sebesar 1,11 persen.

“Penanganan banjir dan rob dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif di seluruh bagian wilayah Kota Semarang. Di bagian barat, telah diselesaikan normalisasi Kali Bringin. Saat ini, juga sedang berjalan proses normalisasi Kali Plumbon yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang direncanakan dapat selesai sebelum akhir tahun 2024,” kata Ita, sapaan akrabnya, Kamis (28/3/2024).

Baca Juga  Hotel Aruss Ajak Pecinta Kuliner Belajar Masak Bareng Finalis Master Chef Indonesia

Tak hanya itu, Ita mengatakan jika ada perencanaan peninggian jembatan Kali Beringin. Pemerintah Kota Semarang mendukung melalui pembebasan lahan serta penyelesaian dampak sosialnya.

Untuk wilayah timur yang meliputi wilayah Pedurungan, Gayamsari, dan Genuk, penyebab masih sering terjadinya banjir dan rob di wilayah tersebut adalah kurang maksimalnya pompa Kali Tenggang dan pompa Kali Sringin.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang secara intens terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana agar persoalan ini dapat diselesaikan.

“Alhamdulillah pada 2024, dengan dorongan Pemerintah Kota Semarang, BBWS akan melaksanakan normalisasi Kali Tenggang mulai dari Kaligawe sampai ke Tlogosari senilai Rp. 300 miliar,” paparnya.

Baca Juga  Ayam Guling Enakko Buka Outlet ke-50 di Kedungmundu Semarang  

Ita berharap, pelaksanaan konstruksi akan dapat mulai dilakukan paling lambat Juni 2024. Dengan adanya normalisasi Kali Tenggang, diharapkan wilayah banjir akan berkurang sebesar 50 persen.

Penanganan banjir dan rob di wilayah tersebut diharapkan juga akan dapat tuntas seiring dengan pelaksanaan pekerjaan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 yang termasuk di dalamnya pembangunan kolam retensi yang dijadwalkan dapat terselesaikan di tahun 2027.

“Serangkaian upaya tersebut diharapkan akan dapat mengurangi potensi genangan di wilayah timur secara berkelanjutan,” jelasnya.

Untuk wilayah bagian utara, Ita menyebut, saat ini masih terus berproses untuk pembangunan sheet pile Tambaklorok yang sudah mencapai progres 70 persen.

Upaya penanganan melalui kolaborasi dengan BBWS juga dilakukan untuk pemeliharaan dan peningkatan kapasitas sungai, antara lain melalui pengerukan Kali Semarang, Kali Tenggang, Kali Banger, Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat serta Kali Babon.

Baca Juga  Polda Jateng Sediakan Layanan Kesehatan Gratis untuk Pengemudi Ojol

Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang adalah melalui optimalisasi rumah pompa.

“Terdapat 52 rumah pompa dengan 119 unit pompa dengan total kapasitas 92.190 liter/detik. Sedangkan, untuk penanganan banjir pada wilayah yang tidak masuk dalam jangkauan pompa, dilakukan dengan mobile pump dan pompa portable,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, optimalisasi dilakukan dengan pemeliharaan rutin serta peningkatan kapasitas pompa. Pemeliharaan yang dilakukan termasuk untuk pembersihan sampah yang seringkali menjadi penyebab tidak optimalnya fungsi pompa.

“Optimalisasi saluran juga dilakukan melalui penertiban penyambungan jalan masuk (PJM) yang tidak sesuai dengan ketentuan,” tandasnya. (LDY)

Back to top button