Kemarau Panjang Bawa Berkah Produsen Krupuk di Kudus

inilahjateng.com (Kudus) – Para produsen kerupuk di Kabupaten Kudus ketiban berkah dari dampak kemarau panjang. Mereka memanfaatkan panas terik matahari untuk memperbanyak dan mempercepat proses produksi kerupuk.
Satu di antaranya adalah Riyadi, warga asal Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu, Kudus.
Saat ditemui, ia tengah sibuk memproses pembuatan kerupuk di rumah produksinya.
Riyadi memanfaatkan panas terik untuk mempercepat proses penjemuran. Sebelum dijemur, ia terlebih dahulu membuat adonan kerupuk dan mencetaknya dalam bentuk semacam bunga.
“Panas matahari kemarau panjang ini sangat membantu proses penjemuran kerupuk,” ungkap Riyadi, Kamis (2/11/2023).
Riyadi menjelaskan, untuk mengeringkan adonan kerupuk hanya memerlukan waktu sekitar empat jam saja.
Dengan memanfaatkan cuaca panas, ia tak perlu menyiapkan oven untuk membantu proses pengeringan.
Sedangkan untuk membuat bahan adonan kerupuk diperlukan waktu seharian.
Pembuatan kerupuk sendiri dimulai dari pengadukan tepung, pembuatan adonan, mencetak kerupuk seperti bunga, penjemuran dan terakhir penggorengan.Â
“Adonan yang sudah berbentuk dioven, kemudian ditaruh di atas rak dan dijemur,” urainya.Â
Manfaat kemarau panjang bagi produsen kerupuk, termasuk Riyadi, juga menghemat biaya operasional.
Riyadi mengatakan, proses pengeringan kerupuk ketika dioven memerlukan bahan bakar dan tenaga lebih.Â
“Kalau panas begini, proses oven bisa dilewati karena kerupuk cepat kering,” sambungnya.
Dalam sehari, rumah produksi kerupuk milik Riyadi bisa menghasilkan kerupuk terung sebanyak kuintal. Riyadi dibantu lima pekerja untuk memproduksi kerupuk.
Harga jualnya sendiri, ia pasarkan ke para pengepul atau pedagang. Satu plastik besar ia patok dengan harga Rp70 ribu per plastik.
“Kalau sudah jadi, kerupuk diambil para pedagang di Kudus. Ada juga yang dari luar seperti Jepara,” pungkasnya. (HSA)