Kesadaran Masyarakat di Jalur KA Purwosari-Wonogiri Minim, Daop 6 Yogyakarta Gencar Gelar Sosialisasi

inilahjateng.com, (SOLO) – Ikon Kota Surakarta sangat kental dengan hadirnya Kereta Uap Jaladara dan Railbus Bathara Kresna.
Jalur KA yang berdampingan dengan Jalan Slamet Riyadi ini pun dinilai unik.
Seperti diketahui, KA Bathara Kresna merupakan satu-satunya transportasi berbasis rel dengan tujuan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah yang bebas macet dan aman. Tentunya hal tersebut menjadikan KA Bathara Kresna sebagai andalan bagi masyarakat untuk bepergian dari dan ke arah Kota Gaplek.
Karena begitu diandalkannya KA tersebut, okupansi penumpang KA Batara Kresna selalu diatas 60% setiap bulannya. Namun, dua transportasi wisata tersebut kerap tertemper maupun mengalami gangguan selama perjalanan.
Mengantisipasi adanya gangguan tersebut, Daop 6 Yogyakarta mengajak masyarakat di jalur Solo-Wonogiri untuk menjaga perjalanan KA Bathara Kresna dengan 4T, yakni Tidak Menerobos Palang Perlintasan Sebidang, Tidak Memarkir Kendaraan Sembarangan, Tidak Beraktivitas di Jalur KA, dan Tengok Kanan Kiri.
“Kita selalu melihat adanya orang yang menerobos palang pintu perlintasan sebidang KA. Seolah itu merupakan kebiasaan yang mustahil dihilangkan masyarakat. Padahal bahayanya jelas, bisa sampai meninggal dan membahayakan ratusan orang yang naik kereta,” ucap Manager Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, usai sosialisasi di jalur KA rute Purwosari-Wonogiri, Jum’at (24/11/2023).
Aksi tersebut dilakukan lantaran masih kerap terjadinya gangguan pada KA. Tercatat di tahun 2023 hingga bulan Oktober, KA sudah mengalami 12 gangguan perjalanan. Adapun faktor eksternal mulai dari kendaraan yang parkir sembarangan hingga tertemper kendaraan yang melaju.
“Rute Purwosari-Wonogiri menurut kami unik, melongo karena tidak ada alat pendukung keselamatan,” ujarnya.
Bahkan, kerap sekali dijumpai KA Bathara Kresna terganggu perjalanannya akibat adanya kendaraan yang memarkir kendaraannya di jalur kereta sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Hal tersebut membuat perjalanan kereta harus terhenti.
Selain itu, ada juga kasus kendaraan yang parkir di dekat jalur KA namun tidak preipal dan tidak benar sehingga bodynya tersenggol oleh KA Bathara Kresna. Dalam hal ini Daop 6 membutuhkan kerjasama dari masyarakat pengguna kendaraan dan mungkin juru parkir untuk memarkir kendaraan dengan benar dan tidak sembarangan.
“Titik yang sering dijadikan lokasi parkir cukup banyak, terutama ke arah Wonogiri, dan masih banyak tindakan aktivitas di jalur rel, seperti nongkrong. Bahkan di bulan Juni kemarin sempat digunakan bongkar muat pasir dijalur tersebut,” bebernya.
Pada kegiatan sosialisasi ini, Daop 6 Yogyakarta menggandeng sejumlah instansi, diantaranya Dishub Kota Surakarta, Balai Teknik Perkeretaapian, jajaran kepolisian dan komunitas pecinta kereta api yang mewakili elemen masyarakat.
“Kami berharap masyarakat dapat lebih sabar dan menaati tata tertib di perlintasan sebidang KA baik di jalur KA Bathara Kresna atau dimanapun agar diri sendiri selamat, perjalanan KA juga lancar dan selamat,” harapnya. (DSV)