
inilahjateng.com, (SOLO) – Kota Solo saat ini didorong untuk mempercepat capaian target realisasi investasi.
Sehingga untuk mewujudkan capaian itu maka dibutuhkan kolaborasi antardaerah di Soloraya.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal yang juga Plt Deputi Perencananan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan, investasi saat ini memiliki peran yang sangat strategis. Sebab untuk menuju Indonesia 2045, secara nasional Indonesia memiliki target berkaitan dengan realisasi investasi.Â
Untuk mencapainya, tentu juga harus didukung oleh pencapaian target yang ada di daerah.
“Kami ingin punya spektrum yang lebih luas bukan hanya dari sisi perdagangan atau sale di Solo saja. Kami ingin ambil momentum ini sebagai bagian yang lebih komprehensif sehingga melibatkan aspek perdagangan dan investasi,” katanya di acara Rapat Koordinasi Bidang Promosi Penanaman Modal se-Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Solo, Selasa (7/5/2024).
Rapat koordinasi ini digelar sebagai rangkaian kegiatan Solo Great Sale (SGS) 2024 yang digelar bulan ini.
Dia menyebut, target realisasi investasi secara nasional pada 2023 senilai Rp1.400 triliun. Dari target tersebut, realisasi 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun. Kemudian untuk target realisasi investasi di 2024 senilai Rp1.650 triliun.
Sedangkan khusus di kawasan Soloraya, realisasi investasi 2023 sebesar Rp9.085 miliar dari target Rp9.900 miliar. Untuk wilayah Jateng, total realisasi di 2023 mencapai Rp56.119 miliar dari target Rp65.700 miliar.
Sedangkan untuk target investasi di Soloraya pada 2024 sebesar Rp12.050 miliar. Target investasi Jateng pada 2024 sebesar Rp77.400 miliar.
Sementara itu, dalam upaya pencapaian target, perlu ada strategi yang lebih efektif dalam mencapainya. Sehingga dengan begitu, perlu adanya kerjasama setiap daerah.
“Harus bisa melihat ini sebagai konstelasi ekosistem, sehingga jika melihat berdasarkan sejarahnya, yakni dulu sampai sekarang, di Soloraya ini sebenarnya sudah terbangun ekosistem bisnis secara natural, hanya perlu dilakukan percepatan,” terangnya.
Namun untuk menuju upaya percepatan pencapaian target realisasi investasi di Soloraya, diharapkan tidak memunculkan terlalu banyak aspek persaingan. Sebaiknya, hal itu harus diwujudkan dengan menguatkan aspek kolaborasi antar daerah.Â
Menurutnya, jika yang muncul lebih kuat ternyata adalah persaingan antara daerah, dikhawatirkan justru memunculkan kondisi yang tidak kompetitif di Soloraya, dibandingkan daerah lain dalam menarik investasi.
“Untuk itu melalui kegiatan ini kami ingin menginisiasi trigger awal dalam rapat koordinasi promosi penanaman modal, dengan angle investasi,” ucapnya.Â
Ditambahkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Solo, Gatot Sutanto, saat membacakan sambutan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengakui bahwa persaingan dalam menarik investasi saat ini sangat ketat.
Terlebih di tengah perkembangan global yang tidak menentu. Dimana hal itu akan berdampak pada terjadinya turbulensi ekonomi, termasuk investasi.
“Target relaisasi investasi yang semakin meningkat, sebesar Rp1.650 triliun secara nasional. Tentu masing-masing negara akan protektif dan bersiang untuk menarik invesrtasi ke negaranya. Hal itu juga terjadi di provinsi dan kabupaten/kota,” ungkapnya.
Untuk mencapai target realisasi investasi tersebut, sehingga menurutnya dibutuhkan strategi promotif yang inovatif juga sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat, termasuk kerja sama daerah aglomerasi seperti Soloraya. (DSV)