
inilahjateng.com (Semarang) – Puluhan warga Jalan Tanjungsari, Perumahan Srondol Bumi Indah (SBI), Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, dikejutkan dengan dinding setinggi 1,5 meter yang dibangun di ujung jalan yang menjadi akses aktivitas warga.
Puluhan ibu rumah tangga dan lansia, beramai ramai berkerumun di dinding pembatas antara RW 2 dan RW 5, Perumahan SBI, dan meminta Pemkot Semarang untuk melakukan pembongkaran, Selasa (21/11/23).
“Sekarang warga sangat kesulitan beraktivitas. Harus berputar putar dengan jarak yang lebih jauh. Apalagi anak sekolah, kasihan berjalan berangkat pulang sekolah terlalu jauh, sejak dinding ini dibangun,” ujar salah seorang warga, Dwi Lestari.
Selain itu, dibangunnya dinding tersebut membuat hampir seribu warga terdampak sulitnya beraktivitas sehari hari.
“Memang ada jalan lain, tapi setiap pagi dan sore selalu mengalami krodit karena banyaknya warga dan anak sekolah yang melewati jalan itu, sering macet,” tambah Dwi.
“Biasanya lewat sini. Sekarang sudah sepekan lebih harus muter jauh. Kalau pas ada suami, bisa ngantar anak naik motor. Kalau pas Suami kerja, saya dan anak harus berjalan kaki jauh. Mohon lah kepada pemerintah untuk membongkar dinding ini,” kata Ngatimah, warga setempat.
Diduga, pembangunan dinding pembatas tersebut, buntut dari konflik yang terjadi antar wilayah RW di Perumahan SBI. Di dinding yang dibangun tepat di gapura atau pintu masuk RW 2 tersebut, juga tertempel spanduk bertuliskan ‘Akses Jalan Ini Ditutup Berdasarkan Kesepakatan Antara Warga RW 2 dan RW 5, yang dimediasi di Polrestabes Semarang’. (Hrw)