Kota Semarang Alami Deflasi 0,21 Persen Pada Mei 2024

inilahjateng.com (Semarang) – Kota Semarang pada bulan Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,21 persen. Penyumbang deflasi di Kota Semarang antara lain aneka makanan, minuman, tembakau sebesar 0,25 persen, transportasi sebesar 0,02 persen hingga perumahan, air, dan listrik sebesar 0,02 persen.
Sementara untuk gabungan di wilayah Jawa Tengah yang mengalami deflasi seiring penurunan harga komoditas pangan utama sebesar 0,22 persen month to month atau 2,66 persen Year on Year pada Mei 2024.
Sedangkan untuk komoditas penyumbang deflasi yakni turunnya harga beras, daging ayam negeri, tomat, cabai rawit hingga angkutan antar kota.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, meskipun Kota Semarang mengalami deflasi namun ia meminta kepada semua pihak untuk tetap waspada.
Ia mengatakan saat ini yang menjadi perhatian adalah sayur buncis yang sedang mengalami kenaikan harga dan bisa menjadi pemicu inflasi.
Pihaknya juga mendorong agar jajarannya juga melakukan pemantauan stok cabai dan bawang merah mengingat komoditas pangan tersebut menjadi salah satu faktor kenaikan inflasi selain BBM dan tiket transportasi seperti kereta api dan pesawat.
“Saya tekankan kepada teman-teman termasuk Dinas untuk sinergi. Karena kita tahu data dari BPS kan setiap hari selasa. Pada saat survei itu diketemukan di pasar ada stok yang tidak ada mestinya ini kan tanggung jawab lurah pasar dan naik ke Dinas Perdagangan,” kata Ita, sapaannya, usai Rakor Inflasi Mei 2024 dan Mitigasi Pengendalian Inflasi Juni 2024 di Ruang Lokakrida Balai Kota Semarang, Kamis (6/6/2024).
Ita meminta kepada jajarannya untuk menyiapkan skema-skema pengendalian inflasi di bulan Juni ini.
Sebagai upaya menekan angka inflasi, ia pun telah merancang skema seperti menurunkan subsidi pangan disamping pantauan stok harga cabai dan bawang merah.
“Pemicu deflasi saat ini salah satunya harga beras turun. Kalau pemicu inflasi bawang merah cabai. Tapi cabai ini surplusnya lima hari termasuk bawang merah tapi tanggal 17 ini Idul Adha nah ini makanya kita harus pacu untuk bisa segera ada stok sehingga tidak ada terjadi harga bahan pokok itu,” bebernya.
Lebih lanjut, Ita berharap peran Lurah Pasar dalam menjaga ketersediaan stok dan harga bahan pangan bisa dimaksimalkan. Kedepan, ia telah mengajak Bank Indonesia untuk super visi terkait peran Lurah Pasar.
“Peran Lurah Pasar ini sangat berperan terhadap pengendali inflasi di pasar. Sehingga saya juga memberikan nanti apresiasi kepada Lurah Pasar untuk melihat pasar tradional tapi modern di Bandung,” ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam upaya pengendalian inflasi, Gerakan Pasar Murah lewat Pasar Murah lewat Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) rencananya akan digelar sebanyak 23 kali di bulan Juni 2024.
Selain itu juga dilakukan optimalisasi kios TPID. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Semarang terkait Gerakan menaman tanaman lokal penggati beras terus digencarkan. (LDY)