KPU Sragen Dinilai Tidak Imbang Dalam Debat Pertama

inilahjateng.com (Sragen) – Tim Pemenangan 02 Sigit Pamungkas dan Suroto mengevaluasi debat publik terbuka pertama kedua antar pasangan calon bupati dan wakil bupati Sragen.
Ketua Divisi Kampanye Kreatif Tiim Pememengan Sigit – Suroto, Eko Wijiono meyoroti sejumlah masalah teknis yang terjadi saat debat pertama.
“Kita mengevaluasi debat pertama tentang suara mic yang lebih besar Paslon 01 dibandingkan Paslon 02. Sorot lampu juga lebih dominan 01 saat pelaksanaan debat,” kata Eko, Senin (18/11/2024).
Selain itu pihaknya juga mengkritisi tayangan di stasiun televisi yang dinilai lebih didominasi Paslon 01. Ia menilai KPU tidak adil dalam hal tersebut.
“KPU tidak adil dalam hal ini, KPU mendzolimi kita tapi kita diam. Kita tidak ingin terulang kembali,” imbuh dia.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Sigit Pamungkas dan Suroto, Tatag Prabawanto mengatakan hal tersebut harusnya jadi evaluasi KPU setelah mendapatkan keterbukaan publik KPU yang buruk.
“KPU harusnya instrospeksi saja, yang jelas kami menyayangkan. Evaluasi KPU, setelah mendapat keterbukaan publik buruk,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KPU Sragen Prihantoro PN mengatakan pihaknya juga telah menerima beberapa evaluasi dalam debat pertama.
“Evaluasi yang pertama memang terkait moderator, kemudian terkait layout, coba kita rubah agar suara sound lebih jelas. Terus hal-hal lain juga terkait ruangan yang beberapa mengeluhkan kepanasan kita coba tambahkan pendingin udara,” kata dia.
Terkait evaluasi dari Tim Pemenangan 02, Prihantoro mengatakan mic yang digunakan kedua Paslon sama. Tak terkecuali posisi kursi dan sebagainya.
Ia menduga, kebisingan di dalam gedung menjadi faktor tidak terlalu terdengarnya suara dari Paslon 02. Mengantisipasi hal tersebut pihaknya akan mengubah layout.
“Memang kan gini di dalam itu memang terlalu berisik baik itu dari tamu undangan dan dari masing-masing pendukung paslon, ini nanti kita coba rubah layout-nya,” kata di.
Sementara terkait tayangan di televisi saat debat, ia mengatakan hal itu akan disesuaikan dengan jawaban Paslon. Jika Paslon menjawab panjang, tentu tayangan di televisi akan lama, begitupun sebaliknya.
“Kalau tayangan televisi, statemen itu harus ada datanya ya. Lebih banyak tayangnya berapa detik atau menit. Saat kita ke stasiun televisi semua sudah diserahkan ke stasiun televisi untuk penayangan dan seterusnya,” tambahnya.
“Kalau Paslon semakin lama menjawab semakin lama tayangan di televisi. Kalau menjawabnya singkat ya berubah ke gambar lain,” kata dia. (MPM)