Ekonomi & Bisnis

Kunjungi Pabrik Susu Etawa, Karding Beri Apresiasi

inilahjateng.com (Semarang) – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengunjungi pabrik susu kambing etawa milik purna pekerja migran Indonesia (PMI) bernama Slamet Priyono di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (15/4/2025).

Slamet merupakan purna pekerja migran Indonesia yang sempat bekerja secara prosedural atau legal selama 5 tahun di Korea Selatan.

Dalam kunjungannya, Menteri Karding mengapresiasi Slamet karena setelah menjadi purna pekerja migran, dirinya berhasil membuka usaha sekaligus membantu perekonomian warga di daerahnya.

“Sebenarnya usaha ini seperti yang diharapkan oleh Presiden kita, Pak Prabowo selalu mendorong kita supaya semua aktivitas kita itu menciptakan lapangan,” kata Menteri Karding.

Dia berharap apa yang dilakukan Slamet bisa menjadi contoh dan motivasi bagi purna pekerja migran lainnya membuka usaha.

Baca Juga  Sidak ke Pasar, Wali Kota Salatiga Sebut Harga Stabil

Karding juga melihat proses bagaimana pembuatan susu kambing etawa milik Slamet mulai dari pemerasan hingga sudah menjadi susu kaleng.

Dia pun berjanji Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) akan membantu pemasaran dan manajemen pengelolaan usaha Slamet.

“Terutama kebutuhan untuk buka pasar dan manajemen pengelolaan pemasarannya nanti teman-teman dari kementerian juga ikut mencarikan akses atau membantu. Nanti biar ini berkembang besar, tidak hanya nanti 50 pegawai, tetapi mungkin bisa sampai 100, bahkan lebih,” tuturnya.

Sementara itu, Slamet merasa terbantu dengan apa yang diperolehnya setelah mengikuti prosedur pemerintah berangkat kerja di luar negeri secara legal.

Bekal yang didapatnya ketika menjadi pekerja migran Indonesia legal itu kemudian dimanfaatkannya untuk membuka usaha susu kambing etawa di kampung halamannya.

Baca Juga  Jepara Siap Bentuk Koperasi Desa Merah Putih

Dia mengatakan, usahanya tersebut dijalankan juga untuk membantu para purna pekerja migran Indonesia yang ingin tetap bekerja.

“Saya memang concern dari tahun 2012 itu untuk membantu teman-teman purna yang pulang. Kita ini, dananya itu gotongan dengan teman-teman untuk membangun seperti ini. Jadi tidak hanya purna saya, kami memang terus terang sampai sekarang belum menggunakan bank,” papar Slamet.

Slamet mengatakan, usaha susu kambing etawa ini akan terus dikembangkannya dengan proses transfer knowledge (pengetahuan) untuk proses pembelajaran purna pekerja migran prosedural lainnya di daerah lain.

Slamet mengatakan saat ini ia  sedang mendorong rekan sesama  purna pekerja migran untuk berinvestasi di usaha susu kambing persilangan etawa dengan metode bagi hasil agar dapat membantu perekonomian di daerahnya masing-masing.

Baca Juga  Nasmoco Buka Posko dan Bengkel Siaga Mudik

“Ke depan pun juga saya menarik teman-teman purna untuk investasi berbentuk kambing untuk dititipkan di kandang kami, sehingga bahan baku kami pun tersedia,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button