Kurang Persiapan, Lomba Tari di Semarang Dikecam Peserta

inilahjateng.com (Semarang) – Ajang Lomba Tari Tingkat Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Semarang Economy Creative menuai kekecewaan dari ratusan peserta, mayoritas anak-anak, setelah acara terancam batal.
Ketidakjelasan dari pihak panitia memunculkan gelombang protes dari para peserta yang telah menunggu sejak pagi di Taman Indonesia Kaya, Jum’at (20/12/2024).
Ketua Panitia, Mei memberikan dua opsi untuk menyikapi situasi tersebut. Pertama, peserta dapat tetap tampil di lokasi dengan menampilkan tarian yang sudah disiapkan.
“Kedua, kami akan memberikan kompensasi, tetapi nilainya akan dibahas lebih lanjut,” ungkapnya dihadapan para peserta dan orang tua.
Mei juga mengakui kejadian ini menjadi pelajaran besar bagi panitia. Bahkan, dia berjanji akan memperbaiki semuanya.
“Ini adalah kejadian yang sangat kami sesalkan. Kami berjanji ke depan akan lebih baik lagi. Kami ingin mengakomodir peserta secara adil, meskipun ada yang sudah pulang karena kecewa dan lelah,” tambahnya.
Namun, penjelasan tersebut justru memicu sorakan dari peserta yang merasa panitia tidak profesional.
Mereka mengeluhkan sudah menunggu terlalu lama tanpa kepastian. Beberapa peserta bahkan meminta kompensasi karena merasa dirugikan.
Selain itu, para peserta mempertanyakan alasan ketidakjelasan acara, termasuk fasilitas yang tidak disediakan panitia.
Hingga siang hari, mereka tidak mendapatkan kejelasan terkait jadwal maupun logistik.
Saat ditanya mengenai izin acara dan penggunaan tropi Gubernur Jawa Tengah, Mei memberikan jawaban yang meragukan.
“Kita sudah mengajukan izin, tetapi belum keluar. Untuk tropi gubernur, kami juga sudah mengajukan, tetapi suratnya mungkin belum dijawab karena akhir tahun,” terangnya.
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya.
Berdasarkan hasil audiensi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, perlombaan ini disebut belum mendapatkan izin resmi.
“Kami sudah cek ke Kantor Gubernur, tidak ada yang namanya tropi gubernur. Ini bohong. Jadi, meskipun ada juara 1, 2, 3, percuma. Mana gubernurnya? Tidak ada,” ungkapnya.
Para peserta juga menuntut adanya kejelasan dari panitia, termasuk dalam bentuk perjanjian tertulis mengenai kompensasi.
Hingga sore, banyak peserta masih terlantar di Taman Indonesia Kaya, sementara Ketua Panitia dilaporkan pergi ke Kantor Gubernur untuk berdiskusi lebih lanjut.
Ketidakprofesionalan panitia dalam menyelenggarakan acara ini menjadi sorotan, terutama karena melibatkan banyak peserta anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlakuan lebih baik. (BDN)