Lemahnya Daya Beli Masyarakat, Sido Muncul Tetap Optimis penjualan Tumbuh Positif

inilahjateng.com (Semarang) – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk berkomitmen akan terus berupaya meningkatkan kinerja penjualan domestik yang positif, di tengah menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan berbagai kubutuhan pokok.
Manajemen divisi penjualan menyebutkan turunnya kinerja penjualan Sido Muncul Kuartal III/2023 terkendala dengan lemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok hingga 20%, yang akhirnya menyebabkan peningkatan inflasi pangan.
Direktur Sales & Distributor Sido Muncul Darmadji Sidik mengatakan, kenaikan berbagai kebutuhan pokok, terutama beras akhir-akhir ini berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja.
“Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan masih mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil,” ujar Darmadji saat ditemui inilahjateng.com di Semarang, Rabu (22/11/2023).
Menurut Darmadji, pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4% menjadi 73% untuk periode yang berakhir September lalu, dibandingkan tahun lalu sebesar 71%.
Hal tersebut, tutur Darmadji, menunjukkan ketahanan kekuatan ekuitas merek yang solid, mencerminkan loyalitas pelanggan yang terus memilih Tolak Angin sebagai solusi utama untuk mencegah ‘Masuk Angin’.
“Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli dan pelanggan akan kembali mengkonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali,” ujarnya.
Darmadji menambahkan, khusus untuk branding jamu anti masuk angin milik perusahaan, Tolak Angin masih cukup besar.
Bahkan didukung oleh trend gaya hidup back to nature dan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat akan semakin mendorong konsumsi obat herbal.
Merujuk Laporan Keuangan sepanjang Kuartal III/2023, penjualan meraih Rp2,36 triliun, menyusut 9,66% dari periode yang sama tahun lalu Rp2,61 triliun.
Darmadji menuturkan, capaian kinerja penjualan perusahaan itu, masih sangat positif, mengingat sejak awal 2023 tampak daya beli masyarakat belum begitu tumbuh.
“Bahkan Sido Muncul masih lebih baik dibanding dengan para kompetitornya yang mengalami penuruhan jauh lebih rendah. Tidak hanya kompetitor, tetapi hampir sebagai perusahaan di berbagai sektor mengalami hal yang sama akibat terjadi peningkatan inflasi,” ujarnya.
Namun, tutur Darmadji, tahun depan optimis patokan pertumbuhan penjualan minimal 15% dengan raihan laba bersih yang jauh lebih besar, meski memandang bakal menghadapi pesaing yang semakin banyak masuk ke industri ini.
Menurutnya, pertumbuhan penjualan tahun depan sebesar itu, kemungkinan masih ada revisi, mengingat gejolak harga kebutuhan pangan diperkiarakan masih berlanjut bersamaan masuknya tahun politik.
Darmadji mengakui pertumbuhan penjualan Sido Muncul yang cenderung konservatif pada tahun ini masih dikisaran 10%-15%.
“Produk unggulan Sido Muncul masih didominasi Kuku Bima Ener-G dan Tolak Angin. Prospek bisnis Sido Muncul tahun depan cukup menjanjikan. Optimisme itu dapat dilihat dari pencapaian penjualan domestik yang semakin menguat,” pungkas Darmadji. (RED)