
inilahjateng.com (Semarang) – LKPP RI memberikan sosialisasi kepada pelaku usaha di Kota Semarang dalam penggunaan elektronik katalog (e-katalog) di MG Setos Semarang, Jumat (2/8/2024).
Kepala LKPP RI, Hendrar Prihadi atau akrab disapa Hendi ini mengatakan melalui sosialisasi ini diharapkan bisa membuat pelaku usaha terutama UMKM naik kelas. Bahkan pihaknya juga menggandeng mitra LKPP dari Komisi XI DPR RI, Alamuddin Dimyati Rois atau Gus Alam untuk ikut memberikan pemahaman tentang manfaat e-katalog.
“Kami bersama Gus Alam memberikan sosialisasi kepada UMKM yang ada di Semarang tentang e-katalog. Prinsipnya ini waktu yang tepat bagi UMKM untuk naik kelas,” kata Hendi, usai menutup kegiatan sosialisasi pada Jumat (2/8/2024) sore.
Hendi mengatakan, sesuai dengan Inpres 2 tahun 2022 tentang transaksi UMKM dengan pemerintah baik pusat, daerah hingga lembaga, sudah diatur minimal 40 persen harus melibatkan produk UMKM atau penyedia jasa UMKM.
“Lewat kebijakan tersebut akan bisa mendorong agar UMKM produknya bisa masuk ke pemerintahan. Karena banyak yang belum paham maka kita sosialisasikan bagaimana cara tayang di e-katalog,” bebernya.
Hendi mencontohkan jika ada UMKM yang hanya menjual satu produk makanan, maka pelaku usaha tersebut harus bisa memanfaatkan peluang. Misalnya dengan berkolabirasi dengan produk UMKM lain sehingga memiliki paket produk yang bisa menjadi pilihan.
Lebih lanjut, Hendi menerangkan jika di Jawa Tengah sudah menjadi pilot project dalam pemakaian e-katalog versi 6. Dalam e-katalog versi 6 ini ada beberapa perbedaan dari versi sebelumnya, yakni transaksi awal hingga pembayaran cukup melalui Dashboard e-katalog hingga adanya fitur pengawasan atau e-audit.
“Jadi kalau e-audit ini jika beberapa transaksi yang dianggap mencurigakan maka akan tersambung ke inspektorat di Provinsi Jateng dan alarm bunyi untuk di klarifikasi,” tuturnya.
Hendi membeberkan pada tahun 2023 jumlah produk yang tayang di e-katalog mencapai 7,5 juta dimana 70 persen diantaranya adalah pelaku UMKM. Sementara total transaksi tahun 2023 mencapai Rp 196.7 Triliun.
Sedangkan pada sementar pertama 2024, jumlah produk tayang mencapai lebih dari 8 juta dengan transaksi mencapai Rp 170 triliun.
“Artinya di akhir 2024 target kami transaksi lewat katalog mencapai diatas Rp 300 triliun,” pungkasnya. (LDY)