Mahasiswa KKN Internal USM Gelar Pelatihan Ruang Isyarat

inilahjateng.com (Semarang) – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang (FTIK USM) yang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internal menggelar Pelatihan Ruang Isyarat di kampus Universitas Semarang (USM) Jl Soekarno-Hatta Tlogosari, Semarang pada 30 Juni 2025.
Kegiatan yang mengambil tagline ”Ruang Kita, Bahasa Kita” itu fokus membahas pengembangan pemahaman dan praktik inklusi difabel.
Kegiatan dihadiri antara lain dosen USM, RR. B. Natalia Sari P., S.Psi., M.Si., B. Noviana Dibiantari R selaku founder Komunitas Sahabat Difabel-Roemah Difabel (KSD-RD), Dodi Susetiadi dari Paguyuban Difabel Kota Semarang, dan perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himsik) Kota Semarang.
Menurut Natalia Sari, kegiatan yang diikuti puluhan mahasiswa dan pekerja muda di Kota Semarang itu adalah wujud nyata komitmen Program Studi Ilmu Komunikasi FTIK USM dalam membekali mahasiswanya dengan kepekaan sosial dan keterampilan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
Melalui inisiatif ini, mahasiswa KKN berperan aktif dalam menyebarkan kesadaran akan pentingnya inklusi difabel, khususnya dalam komunikasi.
”Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi untuk belajar lebih dalam mengenai dunia tuli dan bahasa isyarat,” katanya.
Pelatihan tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Mahendra Teguh Priswanto yang menyampaikan materi ”Dunia Tuli & Bahasa Isyarat”, Stefanus Ming yang mengangkat topik ”Etika sebagai Orang Dengar” dan Bebe Stevia yang memandu peserta dalam sesi praktik langsung Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Tak hanya pelatihan, acara ini juga diramaikan oleh stan produk dari Roemah Difabel Shop, yang menampilkan karya dan usaha kreatif dari komunitas difabel.
”Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi yang ramah disabilitas, sejalan dengan visi program KKN Internal untuk mendukung kemandirian difabel,” ungkapnya.
Peserta pelatihan dan pekerja muda Kota Semarang, Bagus mengatakan, materi yang disampaikan narasumber ringan tapi mengena.
”Sesi praktik bahasa isyarat sangat membantu saya memahami bahwa komunikasi tidak hanya soal suara,” kata Bagus.
Sementara itu, narasumber Bebe Stevia mengatakan, pihaknya sangat terkesan dan berterima kasih telah diberi kesempatan menularkan ilmunya.
”Ini kehormatan bagi saya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Dunia Tuli, Etika sebagai orang dengar, dan pelatihan Bahasa Isyarat (BISINDO). Saya berharap, agar dapat melakukan advokasi kepada masyarakat luas, di mana kami sebagai kelompok Disabilitas Tuli mendapatkan aksesibilitas. Selain itu juga bisa mempunyai kehidupan yang setara dengan masyarakat pada umumnya,” tuturnya.
Menurutnya, melalui “Ruang Isyarat,” peserta diajak untuk lebih sadar akan keberagaman dan pentingnya menjadi bagian dari masyarakat yang inklusif. Kegiatan ini menjadi bukti nyata inkusi sosial dapat dimulai dari ruang-ruang kecil yang memberi ruang belajar dan apresiasi terhadap perbedaan.
”Program ini selaras dengan tujuan Program KKN Internal Ilmu Komunikasi FTIK USM dalam mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial tinggi dan berkontribusi positif bagi masyarakat,” tandasnya. (RED)