NasionalJateng

Mahasiswa KKN Unpand Semarang Ajarkan Hidroponik

inilahjateng.com (Semarang) – Kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas Pandanaran (Unpand) Semarang mengajarkan program unggulan berupa Urban Farming tanaman hidroponik di Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunungpati.

Rektor Unpand, Agustien Zulaidah mengatakan program unggulan tanaman hidroponik ini bukan asal bikin saja, melainkan punya sebab khusus.

Menurutnya, hasil penanaman tentunya lebih sehat sayurannya dibandingkan dengan sayuran yang membeli di pasaran. 

“Warga bisa berkebun di lahamnya sendiri. Dengan adanya hidroponik warga bisa menghasilkan sayuran. Ini ada beberapa tanaman yang sudah ditanam. Cabe, tomat, terong dan juga ada selada dan kangkung,” ungkapnya di Balai Kelurahan Sumurejo pada Sabtu (20/7/2024).

Dirinya berharap warga bisa teredukasi agar saat mahasiswa kembali ke kampus, meninggalkan ilmu yang berguna.

Baca Juga  Dishub Bakal Dirikan Posko ODOL di Simpang Jrakah

“Selain itu bisa jadi kegiatan berkelanjutan, misalnya seperti PKK dengan pengelolaan sampah agar lingkungan semakin asri,” katanya

Di sisi lain, Agustien menuturkan jika sebelum melaksanakan KKN, mahasiswa melakukan dialog dengan Camat dan Kurah agar bisa menggali potensi wilayah dan mengetahui permasalahan warga.

“Supaya program yang diberikan mahasiswa bisa berguna dan dibutuhkan oleh warga, bukan program sia-sia,” katanya.

Sementara, Lurah Sumurejo, Marsumul mengucapkan terima kasih atas KKN Unpand. Dirinya menyebut dengan adanya program KKN otomatis bisa membantu program pemerintahan dan masyarakat.

“Apalagi kalau KKN dengan masyarakat bisa kolaborasi. Insyallah wilayah jadi cukup maju,” tuturnya.

Marsumul juga menambahkan, khusus program mahasiswa KKN tanaman hidroponik menurutnya bisa ikut membantu melaksanakan program Pemerintah Kota Semarang yakni Urban Farming.

Baca Juga  Jemaah Haji asal Jepara Pulang ke Kota Ukir

Selain itu juga bisa memberikan contoh kepada masyarakat sehingga yang warganya terima tidak hanya teori. 

“Jadi tidak hanya teori. Dengan kegiatan seperti ini masyarakat bisa melihat. Bisa mempraktikan. Oh caranya seperti itu, masyarakat jadi bisa. Tapi kalau teori saja pemahaman masyarakat kurang maksimal,” pungkasnya. (BDN)

Back to top button