Mahasiswaa USM Gandeng Warga Gemah Ubah Sampah Jadi Cuan Lewat Budi Daya Maggot

inilahjateng.com (Semarang) – Sampah organik, yang seringkali jadi masalah di banyak daerah, kini berpotensi jadi berkah ekonomi bagi warga RT 05 RW 04 Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang.
Inovasi ini digagas mahasiswa KKN MBKM Universitas Semarang lewat workshop budi daya maggot yang disambut antusias masyarakat, Jumat (21/6/2025).
Kegiatan ini enggak cuma bertujuan mengurangi volume sampah organik, tapi juga membuka peluang baru bagi peningkatan ekonomi lokal.
Maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), dikenal efektif mengurai sampah organik dan punya nilai jual tinggi sebagai pakan ternak atau bahan baku pupuk.
Kehadiran mahasiswa USM ini disambut hangat seluruh warga RT 05 RW 04.
Agus Purwanto, Ketua RT 05 RW 04, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Kami seluruh warga RT 05 RW 04 ini menerima baik kehadiran adik-adik mahasiswa dari USM yang berkenan untuk melaksanakan KKN di wilayah kami. Kami terbuka untuk memberikan bantuan apa yang dibutuhkan, kami siap,” ujarnya.
Dia berharap, KKN ini dapat memberikan kontribusi positif bagi warga dan wilayah sekitar.
Senada dengan itu, Cahyo Putro Bimo Aji S.STP, Sekretaris Kelurahan Gemah, menyampaikan apresiasinya.
“Saya memposisikan diri saya hadir di sini juga sudah ingin belajar, sudah ingin tahu karena saya belajar tentang ini juga belum pernah, terus apalagi mempraktikkan seperti pengaruh sampah. Semoga maggot ini untuk pengolahan sampah ini bisa berumur panjang dan bisa membawa manfaat yang besar buat warga RW 04, bahkan mungkin satu kelurahan,” katanya, menekankan pentingnya kolaborasi dalam belajar.
Ketua PKK RT 05 RW 04, Linggar Wisnu Bayumurti menyampaikan komitmennya.
“Kami mewakili ibu-ibu PKK RT 05 RW 04 mengucapkan selamat datang kepada rekan-rekan KKN Universitas Semarang yang sudah berkenan dan membagi sedikit banyak ilmunya tentang pembudidayaan maggot kepada kami. Kami pasti akan menyampaikan untuk sosialisasi di ibu-ibu PKK di tempat ini, supaya ilmu yang sudah diberikan pasti akan kami lanjutkan teruskan lagi,” tuturnya.
Dia juga menyoroti potensi ekonomi.
“Pembudidayaan maggot ini nanti hasil akhirnya rupiah bagi kami kalau kami terus konsisten dalam pembudidayaannya,” tambahnya.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN USM, Ayang Fitrianti S.S M.I.Kom, mengungkapkan kebanggaannya terhadap mahasiswa.
“Terima kasih banyak untuk warga semua khususnya di RT 05 sudah diterima baik kami dari Universitas Semarang. Meskipun saya dan teman-teman dari ilmu komunikasi, tapi saya apresiasi teman-teman KKN ini mahasiswa karena mencari tahu apa kebutuhan dari warga di sini dan akhirnya terciptalah workshop ini, pemberdayaan masyarakat dalam budidaya maggot untuk pengelolaan sampah organik dan peningkatan ekonomi lokal bagi kelurahan Gemah,” jelasnya.
Dia berharap, program ini tidak berhenti di sini dan dapat berlanjut dalam kolaborasi yang lebih luas.
Budiyono, Ketua RW 04, juga menekankan pentingnya keberlanjutan.
“Semoga KKN ini bisa berkelanjutan, bisa bermanfaat untuk warga RT 05. Namun, jika ini terus-menerus ditinggal tanpa monitoring, nanti akhirnya kita berhenti lagi. Mohon nanti adik-adik mahasiswa mungkin sesekali dipantau bagaimana perkembangannya, mungkin kalau perlu apa-apa kami siap membantu,” harapnya.
Materi pemberdayaan budi daya maggot dipaparkan Ketua KKN, Achmad Yudhistira Mutho’a. Dia menjelaskan potensi maggot bagi lingkungan dan ekonomi.
Sesi ini dilanjutkan dengan praktik langsung budi daya maggot yang dipandu oleh praktisi Eddy Hissamuddin, seorang dosen dari UMS.
Warga aktif bertanya dan mencoba langsung, menunjukkan minat besar untuk menerapkan ilmu ini.
Dia mengatakan, workshop budi daya maggot di Kelurahan Gemah diharapkan menjadi langkah awal bagi warga untuk mengelola sampah organik secara mandiri.
Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk mengubah limbah rumah tangga menjadi sumber pendapatan baru.
Inisiatif mahasiswa USM tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga kemandirian ekonomi bagi masyarakat.
”Semoga budidaya maggot ini terus berkembang dan menginspirasi wilayah lain dalam pengelolaan sampah yang cerdas dan berkelanjutan,” ungkapnya. (RED)