
inilahjateng.com (Semarang) – Seorang mahasiswi kedokteran asal Universitas di Jakarta berinisial DW ditemukan Meninggal dunia di dalam kamar kosnya yang berada di Gayamsari Kota Semarang pada Senin (21/8) sore.
Dalam kejadian ini, kepolisian menemukan sejumlah jenis obat-obatan dan satu botol minuman keras di dalam kamar korban.
Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo mengatakan, pihaknya masih mendalami peristiwa ini.
Dirinya pun belum dapat memastikan apakah korban meninggal dunia karena sakit, bunuh diri ataupun indikasi yang lain.
Meski demikian, kepolisian tak menemukan adanya unsur kekerasan pada tubuh korban. Saat ini pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi terkait kejadian ini.
“Ada satu botol miras dan obat-obatan di kamar korban. Saat ditemukan, korban dalam keadaan mulut berbusa. Saat ini jenazah korban sedang dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Bhayangkara,” ujarnya di lokasi kejadian.
Hengky menjelaskan jika korban merupakan mahasiswi yang telah selesai menjalani koas di salah satu rumah sakit Kota Semarang.
Meski demikian dirinya memastikan jika pendidikan korban tak ada kaitannya dengan kematian korban.
Akan tetapi, dari hasil pemeriksaan saksi, korban sempat terlibat cek-cok di telfon saat menuju ke kamar kosnya dari Klaten pada Minggu (20/8) malam.
Korban yang diduga ada masalah itu diketahui oleh seorang driver online yang mengantarnya.
Konflik korban dikuatkan setelah biaya perjalanan belum dibayar sepenuhnya. Driver taxi online pun yang menunggu di luar gerbang juga tak mendapatkan kabar dari korban.
Lalu driver itu menanyakan soal keberadaan korban saat bertemu dengan rekan-rekan korban.
Saat diperiksa di kamar, tak ada respon dari korban. Alhasil, teman-teman dan bapak kos korban mendobrak pintu masuk kamarnya.
Setelah berhasil masuk, korban sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan kondisi tubuh kaku.
“Keadaan terkunci dari dalam, ada upaya dari teman-temannya untuk didobrak. Kita datang kita cek sudah dalam keadaan sudah meninggal, kaku,” jelasnya.
Saat ini jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan.
Kepolisian juga telah menghubungi keluarga korban atas peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, rekan kos korban, Beatrice mengakui memang pada ada mobil taksi online yang menunggu di depan kos.
Saat didatangi, ternyata driver menunggu korban yang berinisial DW (23) itu karena belum membayar. “Jadi bapaknya (driver) nunggu karena belum dibayar. Setelah turun (korban) masuk kamar dan belum balik,” paparnya.
Teman-teman kos sudah berusaha mengetuk pintu kamar nomor 6 dimana korban berada tapi tidak ada jawaban.
Akhirnya teman-teman kosnya patungan membayar taksi online sekitar Rp 500 ribu karena korban melakukan perjalanan dari Klaten. “(Taksi online) dari Klaten. Saya hubungi (korban) dari WA ceklis dua. Saya samperin pintu gedor, nggak ada respon. Kita patungan bayarin dulu,” jelas teman korban lainnya, Esti Novayanti.
Driver taksi online yang dipesan itu mengatakan kepada teman-teman jika sempat ada pertengkaran korban lewat telepon. Namun tidak diketahui korban sedang komunikasi dengan siapa.
“Bapaknya cerita kalo ada keributan lewat telepon,” imbuhnya. (HR)