Manfaatkan Lahan Kosong untuk Sukseskan Progam Pendamping Beras

inilahjateng.com (Semarang) – Pemerintah Kota Semarang akan mengoptimalkan lahan kosong milik pemkot untuk ditanami tanaman pendamping beras.
Hal ini dilakukan guna mewujudkan kedaulatan pangan dengan makanan non beras.
Wali Kota Semarang Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu akan menggalakkan makanan pendamping beras untuk lebih masif dikonsumsi oleh masyarakat Kota Semarang.
“Saya akan ngomong dengan pemilik lahan, dari pada jadi ilalang, sarang ular, sarang nyamuk, lebih baik dimanfaatkan. Mayoritas (lahan kosong) punya perusahaan besar. Ada yang dua hektar, tiga hektar,” kata Ita, sapaan akrabnya, saat menghadiri Seminar Nasional dalam Rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia, di Gedung Balai Kota Semarang, Senin (30/10/2023).Â
Ita mengatakan lahan kosong milik perusahaan besar yang ada di Semarang bisa dilakukan kerjasama dengan masyarakat sekitar agar bisa ditanami dengan sistem bagi hasil.
Hasil penanaman bisa dikerjasamakan dengan indsutri makanan yang ada di Kota Semarang.
Saat ini, pihaknya mengaku sudah memiliki dara lahan kosong yang ada di Semarang dari Kelurahan.
Bahkan instruksi ini akan segera dilayangkan setelah Pemkot selesai melakukan inventarisasi lahan milik Pemkot sendiri.
“Pertama, sekarang membuat instruksi makan makanan nonberas. Ada surat edaran. Kedua, nanti kita bareng-bareng, saya punya data (lahan) yang kosong-kosong dari kelurahan. Nanti nunggu BPKAD, kami lakukan bersama (optimalisasi lahan kosong),” paparnya. Â
Ita menyebutkan saat ini Pemkot Semarang juga akan melakukan optimalisasi tanah bengkok yang masih kosong.
Rencananya, akan dilakukan sistem kerjasama dengan para petani untuk swasembada pangan. Â
Namun, pihaknya belum bisa memastikan berapa luasan lahan yang akan dikerjasamakan mengingat saat ini inventarisasi masih dilakukan BPKAD.
Nantinya, aset itu akan dialihkan sebagai aset Dinas Pertanian (Dispertan) agar bisa dikerjasamakan dengan petani.Â
“Saya targetkan inventarisasi selesai tahun ini. Tahun depan sudah bisa dikerjasamakan. Saat ini belum tahu berapa, tapi waktu itu Dispwetan ada 30 hektare lahan produktuf,” sebutnya.Â
Kota Semarang sebagai kota metropolitan, lanjutnya, tentu ketersediaan bahan pangannya terbatas.Â
Dengan optimalisasi aset, ia optimistis, pemenuhan bahan pokok akan terpenuhi. Menurutnya, banyak jenis tanaman yang bisa ditanam di ibu kota Jawa Tengah, antara lain jagung, sorgum, singkong, cabai, tomat atau lainnya.Â
“Dulu di tanah Kodam TNI delapan hektar ditanam jagung. Di MAJT ditanam bawang. Semua bisa kita lakukan.Contoh, sukun mulai kami tanam di wilayah waduk jatibatang. Memang butuh waktu,” jelasnya.Â
Tak hanya itu, ia juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mulai mengonsumsi makanan pendamping beras dengan menggelar festival.Â
“Kemarin ada festival. Saya mau besarkan lagi, saya tawarkan ke Pak Deputi. Kita buat di Simpanglima. Ini terdaftar 300 stand, baik RS, sekolah, puskesmas, dinas, hotel PPJI,” tandasnya. (LDY)