May Day di Jateng: Buruh Apresiasi Gubernur, Suarakan Harapan Baru

inilahjateng.com (Semarang) – Aksi ribuan buruh yang memenuhi halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), bukan hanya diwarnai orasi dan tuntutan, tapi juga penghargaan.
Di tengah teriknya siang dan lantang suara demonstrasi, perwakilan buruh diterima langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Dalam audiensi yang berlangsung penuh semangat namun tetap hangat, para buruh menyampaikan apresiasi atas dua langkah nyata yang dinilai sangat berdampak bagi kesejahteraan pekerja.
Koperasi Buruh
Salah satu program yang mendapat sorotan positif adalah pendirian Koperasi Buruh di Kawasan Industri Wijaya Kusuma.
Dikelola langsung oleh para buruh, koperasi ini menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau karena didapat langsung dari produsen.
Akta pendirian koperasi dibuat sendiri oleh buruh, dan seluruh keuntungan pun kembali untuk kesejahteraan mereka.
“Koperasi buruh ini mestinya bukan hanya role model di Jateng saja, tapi juga nasional karena besar manfaatnya,” ungkap Aulia Hakim, Koordinator Jaringan Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJat), yang hadir bersama perwakilan dari Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP) dan Koperasi Persatuan Buruh Grobogan, Kamis (1/5/2025).
Meski demikian, Aulia mengingatkan pentingnya akses langsung koperasi ke produsen agar tujuan penyediaan kebutuhan pokok dengan harga murah benar-benar tercapai.
Investasi untuk Lapangan Kerja
Apresiasi kedua ditujukan pada upaya Gubernur dalam menarik investasi ke Jawa Tengah.
Menurut para buruh, langkah ini strategis dalam menciptakan lapangan kerja baru di tengah dinamika industri.
Namun mereka juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agar kesejahteraan, termasuk kenaikan upah, bisa menyusul secara bertahap.
“Kami komitmen Jateng punya SDM berkualitas, sehingga satu tarikan napas dengan upah yang layak,” tegas Aulia.
Suarakan Aspirasi, Harapkan Solusi
Tak hanya menyampaikan apresiasi, buruh juga menitipkan sembilan tuntutan utama.
Di antaranya adalah penolakan terhadap sistem kerja outsourcing, permintaan penghentian PHK sepihak, pengesahan UU Ketenagakerjaan yang baru, hingga perlindungan aktivis buruh dari kriminalisasi.
Satu demi satu keluhan dijawab langsung oleh Gubernur Ahmad Luthfi.
Salah satu permintaan konkret yang mencuat adalah perpanjangan trayek Trans Jateng hingga ke Kecamatan Ngaringan, Grobogan.
“Masukan kami tampung. Tapi untuk memperpanjang trayek, perlu kajian karena akan berbenturan dengan rute kendaraan umum swasta,” jawab Luthfi dengan terbuka.
Terkait usulan pembentukan Satgas PHK, ia menegaskan, bila dibentuk, tim tersebut harus fokus pada pencegahan pemutusan hubungan kerja, bukan sekadar penanganan setelah kejadian.
Aksi May Day di Semarang ini menjadi penanda jika komunikasi antara buruh dan pemerintah daerah dapat dibangun secara sehat dan konstruktif.
Harapan besar memang belum semua dijawab tuntas. Tapi langkah-langkah kecil yang nyata – seperti koperasi buruh dan peningkatan investasi – menjadi fondasi penting menuju masa depan pekerja yang lebih sejahtera. (RED)