
inilahjateng.com (DEMAK) – Calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengunjungi kediaman KH. Munif Muhammad Zuhri di Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak, Selasa (17/9/2024) siang, untuk bersilaturahmi sekaligus memohon doa restu.
Luthfi, yang mengenakan setelan pakaian safari serba coklat dan peci hitam, disambut hangat oleh Mbah Munif, begitu KH. Munif Muhammad Zuhri biasa disapa, bersama para muridnya.
Kedatangan Luthfi tampak seperti pertemuan dua sahabat lama yang penuh kehangatan dan tawa. Luthfi dan Mbah Munif berangkulan sembari berjalan pelan menuju ruang tamu. Obrolan mereka diselingi canda ringan, mencerminkan keakraban yang sudah terjalin erat di antara keduanya.
Setibanya di ruang tamu, mereka duduk berdampingan di atas karpet hijau bermotif mozaik krem, dengan piring berisi buah-buahan terhidang di depan mereka. Dengan nada penuh hormat, Luthfi mengutarakan niatnya untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Tengah.
“Nyuwun pangestunipun Mbah Kiai (mohon doa dan restunya Mbah Kiai),” ujarnya sambil menjabat tangan Mbah Munif.
Keduanya pun berdoa bersama, memohon berkah dan keberkahan untuk niat tulus Luthfi serta kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Mbah Munif memberikan wejangan khusus kepada Luthfi sambil menepuk pahanya.
“Sudah saatnya beliau (Luthfi) mendapat amanah dari masyarakat,” kata Mbah Munif.
“Maturnuwun, Mbah Kiai,” sahut Luthfi, tersenyum dengan penuh rasa syukur.
Mbah Munif berpesan agar masyarakat Jawa Tengah selalu rukun dan bersatu untuk membangun provinsi ini. Ia mengenang masa kepemimpinan Luthfi sebagai Kapolda Jawa Tengah selama empat tahun, di mana provinsi tersebut tetap kondusif dan aman.
“Jawa Tengah saya rasaken ini lumayan dan cukup kondusif, mudah-mudahan nantinya beliau mendapat amanah dari rakyat,” tambah Mbah Munif.
Lebih dari sekadar pesan politik, Kiai karismatik ini mengingatkan Luthfi bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga tentang ketulusan hati dan kebaikan.
“Yang penting, pemimpin harus murah senyum. Apa yang dibutuhkan masyarakat hanya senyum. Ketika ketemu, disapa, itu sudah lebih dari cukup. Di rumah pun begitu, bukan soal uang, bukan soal makanan. Ketika suami istri saling senyum, selesai kan?” ujar Mbah Munif sambil kembali menepuk paha Luthfi.
Sebelum Ahmad Luthfi berpamitan, Mbah Munif mengingatkan sekali lagi bahwa senyum adalah simbol keberpihakan pada rakyat, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian.
“Selalu senyum kepada orang-orang miskin. Hati orang-orang miskin basah, tidak kering,” nasihat Mbah Munif.
Luthfi menjelaskan bahwa perjalanannya ke berbagai pesantren dan bertemu para kiai sepuh adalah bagian dari ikhtiar untuk memohon restu.
“Berkahnya beliau merupakan semangat dan spirit kita untuk maju dalam kontestasi ini (Pilkada Jateng 2024),” ungkapnya.
Ia juga mengingat kembali wejangan tentang filosofi senyum yang diberikan Mbah Munif.
“Dengan senyum ini menunjukkan bahwa di wilayah Jawa Tengah tetap saling menghormati dan gotong royong, itu maknanya,” katanya.
Menurut Luthfi, meminta doa dari para kiai sepuh adalah usaha yang paling bermakna dalam menghadapi perjalanan politiknya.
“Doa adalah senjata paling mujarab menembus langit,” tandasnya. (Hrw)