
inilahjateng.com (Semarang) – Dalam upaya menangkal penyebaran hoaks di media sosial, Medialink bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyelenggarakan Workshop dan Pelatihan untuk Homeless Media dan Pers Mahasiswa se-Jawa Tengah.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya di media sosial.
Direktur Medialink, Ahmad Faisol menjelaskan bahwa jurnalisme homeless media, atau yang dikenal sebagai jurnalisme warga, telah menjadi bagian integral dari ekosistem media di Indonesia.
“Posisinya sekarang sudah menjadi bagian dari ekosistem media, maka jurnalisme warga ini juga harus mematuhi aturan dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah akurat dan dapat dipercaya,” ungkapnya pada Jum’at (18/10/2024).
Sementara, Program Manager Medialink Insight, Leli menyebut bahwa posisi jurnalisme warga atau homeless media sampai saat ini masih debatable, apakah produknya masuk kategori sebagai produk jurnalistik atau bukan.
“Hingga saat ini, eksistensi produknya jurnalisme warga belum secara penuh diakui oleh UU Pers. Fakta ini membwa kerugian kepada pemilik akunnya jika nanti ada informasi yang tidak valid menghadapi tuntutan dari pihak lain”, jelasnya.
Untuk itu menurutnya, dalam kasus homeless media seharusnya mereka pegiat media model ini harus lebih memperhatikan etika dan kaidah jurnalistik.
Model penulisan yang hanya mengejar clickbait dan sensasional untuk menarik pembaca, atau penyajian data-data yang berpotensi hoaks agar dihindari.
“Pelatihan-pelatihan praktis untuk pegiat jurnalisme model ini terkait bagaimana menyajikan data akurat secara cepat dengan memphatikan validitas merupakan langkah positif untuk menciptakan komunitas media yang sehat,” pungkasnya. (BDN)