Menaker Sebut K3 Pilar Utama Dalam Lingkungan Kerja

inilahjateng.com (Batang) – Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, membuka peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2025 di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Kabupaten Batang, Selasa (14/01/2024).
Peringatan ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan serentak di seluruh Indonesia hingga 12 Februari 2025.
Peringatan mengusung tema “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional.”
Menaker RI, Yassierli menekankan pentingnya K3 sebagai pilar utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan manusiawi.
“Keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya kewajiban formal, tetapi investasi strategis untuk meningkatkan daya saing, kualitas hidup tenaga kerja, dan produktivitas nasional,” kata Yassierli.
Menaker menjelaskan kekhawatiran terkait tren peningkatan kasus kecelakaan kerja.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, jumlah kasus kecelakaan kerja meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir
Pada tahun 2022, tercatat 298.137 kasus yang kemudian naik menjadi 370.747 kasus di tahun 2023.
Hingga Oktober 2024, angka tersebut telah mencapai 356.383 kasus.
“Data ini menunjukkan kita harus lebih serius membangun budaya K3 yang kuat. Penurunan angka kecelakaan kerja harus menjadi prioritas nasional,” jelasnya.
Yassierli mengingatkan tantangan baru yang dihadapi dunia kerja akibat perkembangan teknologi, perubahan demografi pekerja, dan tuntutan global.
Industri yang semakin bergantung pada teknologi canggih, bahan kimia baru, serta energi alternatif seperti LNG dan hidrogen, membawa risiko baru yang harus diantisipasi.
“Jika kita gagal memitigasi risiko ini, dampaknya akan sangat signifikan, baik terhadap biaya kesehatan, kualitas hidup tenaga kerja, maupun kerugian produksi. Karena itu, penerapan SMK3 yang terintegrasi menjadi langkah strategis yang tidak bisa ditunda lagi,” terangnya.
Yassierli mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam memperkuat budaya K3.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan partisipatif dalam merancang program K3 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
“Para pemimpin industri harus menjadi teladan dalam penerapan K3. Libatkan pekerja sebagai mitra sejajar untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Dengan begitu, kita tidak hanya melindungi tenaga kerja, tetapi juga memperkuat daya saing bangsa,” tambahnya.
Yassierli juga meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas pengawas ketenagakerjaan di wilayah masing-masing.
“Kompetensi pengawas ketenagakerjaan harus ditingkatkan agar mereka dapat berdaya dalam mendukung pengembangan budaya K3 di daerah,” pintanya.
Yassierli menegaskan, K3 adalah tanggung jawab bersama.
Ia berharap peringatan Bulan K3 Nasional 2025 dapat menjadi momentum refleksi dan penyusunan langkah strategis ke depan.
“Mari kita bersama-sama menggelorakan pentingnya budaya K3 di setiap kesempatan. Dengan membangun budaya K3 yang kuat, kita membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, dan sejahtera,” pungkasnya. (REN)