
inilahjateng.com (Sukoharjo) – Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam, Sukoharjo, menjadi salah satu pesantren yang mendapat kehormatan dikukuhkan sebagai Kader Gerakan Sadar Sampah oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Pengukuhan dilakukan secara online oleh Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Sabtu (8/3/2025) sore.
Staf Ahli Bidang Kelestarian Sumber Daya Keanekaragaman Hayati dan Sosial Budaya, Kementerian Lingkungan Hidup, Noer Adi Wardojo mengatakan, pengukuhan Kader Gerakan Sadar Sampah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan sampah di kalangan pesantren.
“Pesantren ini jumlah komunitas banyak dan secara lokasinya tersebar, dan pesantren ini sudah banyak menerima pesan-pesan secara agama dan juga belajar keilmuannya, sekarang giliran yang kita ajak adalah praktiknya,” katanya mewakili Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.
Menurutnya, Gerakan Sadar Sampah yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, terutama di lingkungan pesantren, tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Dimana program ini merupakan bagian dari Aksi Peduli Sampah Nasional 2025, yang mencakup delapan sektor, yakni pesantren, pantai, gunung, mangrove, desa, pasar, sekolah, dan kampus.
Kementerian berharap gerakan ini akan mempercepat perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah.
“Pesantren adalah kawasan yang terpilih yang menjadi prioritas untuk pengolahan sampah dalam hari peduli sampah nasional tahun 2025,” terangnya.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata timbulan sampah per kapita di Indonesia mencapai 0,74 kg per hari.
Sehingga apabila tidak ada perubahan signifikan dalam pengelolaannya, maka diperkirakan pada 2050 jumlah sampah yang dihasilkan akan mencapai 3,4 miliar ton.
Sementara itu, Sekretaris PPMI Assalaam, Dr. Arkanudin Budiyanto, menyebut, sebagai pesantren dengan 2.100 santri, PPMI Assalaam telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung gerakan ini.
Bahkan saat ini telah mengimplementasikan berbagai program pengelolaan sampah, baik sampah anorganik maupun organik.
Untuk sampah anorganik, Assalaam memiliki Laboratorium Pusat Pengolahan Sampah Assalaam (LP2SA), yang bertugas untuk memilah dan memproses sampah agar bisa dimanfaatkan kembali.
Sementara itu, untuk sampah organik, seperti sisa makanan dari para santri, PPMI Assalaam memelihara ikan seperti patin, gurame dan lele.
Tercatat tahun lalu, panen ikan patin mencapai empat ton, sementara pada 2019 tercatat 9,2 ton.
Hasil panen tersebut kemudian dibagikan kepada seluruh santri dan keluarga besar Assalaam.
“Kami mendidik santri untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih, InsyaAllah, proses belajar mereka akan semakin lancar,” tandasnya. (DSV)