JatengHukum & Kriminal

Misteri Kematian ASN Semarang: Siapa yang Membungkam Iwan Boedi?

inilahjateng.com (Semarang) – Misteri kematian seorang aparatur sipil negara (ASN) Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetyo, masih menggantung tanpa kejelasan.

Bukan sekadar kasus kriminal, kematian Iwan menyisakan tanda tanya besar, siapa yang ingin membungkam seorang saksi, dan mengapa keadilan terasa begitu jauh bagi keluarganya?

Kamis, 8 September 2022. Di sebuah semak dekat Pantai Marina, jasad seorang pria ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan.

Tubuh hangus terbakar, dimutilasi, dan beberapa bagian tubuh hilang.

Setelah identifikasi, korban diketahui adalah Iwan Boedi, pegawai di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang.

Yang membuat kematiannya mencurigakan, Iwan dilaporkan hilang sejak 24 Agustus 2022 atau sehari sebelum ia dijadwalkan memberi keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi hibah tanah tahun 2010 di Kecamatan Mijen.

Baca Juga  Belasan Ribu Ikan di Sayung Demak Mati Mendadak

“Pak Iwan meninggalkan rumah hanya membawa KTP. Semua kartu ATM dan barang pribadi ditinggalkan. Ini bukan perilaku biasa,” ungkap Yunanto AS, kuasa hukum keluarga.

Menurut Yunanto, Iwan sempat menunjukkan kepada penyidik bahwa anggaran yang dipermasalahkan tidak digunakan, bahkan masih tercatat sebagai SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran).

Artinya, secara administrasi tidak terjadi kerugian negara. Namun, ketakutan bisa saja timbul dari pihak lain. Apakah Iwan tahu lebih dari yang seharusnya?

“Kemungkinan ada yang paranoid, takut Pak Iwan buka kasus lain, lalu dimatikan saja,” ujarnya penuh duka.

Kematian Iwan bukan pembunuhan biasa. Cara pelaku menyembunyikan jejak menunjukkan bahwa ini dilakukan oleh pihak yang sangat terencana bahkan profesional.

Baca Juga  Bersama Bupati, Sukirman Siap Wujudkan Daerah Maju dan Sejahtera
Kuasa Hukum Keluarga Iwan Boedi, Yunanto AS.

TKP pembakaran dipilih di lokasi pembakaran sampah, HP korban dipalsukan lokasinya seolah masih bergerak, seakan ingin menyamarkan kenyataan dan mengulur waktu keluarga untuk melapor.

“Ini bukan pembunuhan spontan. Sudah direncanakan, dilakukan oleh orang-orang yang paham cara mengelabui penyelidikan. Kami menduga, ini kerja pelaku profesional,” tambah Yunanto.

Iwan Boedi bukan tersangka. Ia hanya saksi. Tapi nyawanya melayang dalam kondisi mengenaskan.

Tragedi ini adalah cermin buram dari ancaman nyata terhadap siapa pun yang bersuara dalam kasus korupsi.

Saat seorang saksi pun tak mendapat perlindungan, apakah keadilan masih bisa kita harapkan?

Keluarga Iwan tak pernah lelah menuntut kejelasan. Mereka meminta kasus ini diambil alih oleh institusi tertinggi.

Baca Juga  Masa Jabatan Pj Sekda Semarang Habis, Wali Kota Siapkan Pengganti

“Kami memohon Polrestabes Semarang, Polda Jateng, hingga Mabes Polri dan Bareskrim turun tangan serius. Masa institusi sebesar itu tak mampu mengungkap kebenaran? Jangan sampai pembunuhan keji ini hilang ditelan waktu,” tegas Yunanto.

Kini, harapan satu-satunya adalah keadilan. Bukan hanya untuk almarhum Iwan Boedi, tapi untuk siapa pun yang berani bersuara demi kebenaran. (RED)

Back to top button