
inilahjateng.com (Salatiga) – Setelah viral beredarnya mobil bos perusahaan Bahana Lintas Nusantara (BLN) Group Nicholas Nyoto Prasetyo asal Kota Salatiga yang menggunakan plat nomor TNI dilengkapi tanda bintang satu. Kodam IV Diponegoro memberikan penjelasan.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro Letnan Kolonel Inf Andi Soelistiyo menyampaikan atas pemberitaan dugaan keterlibatan aparat TNI dalam konflik hutan adat Papua yang melibatkan bos tambang asal Salatiga disebut tidak benar.
“Hasil pengecekan kami sementara ada Indikasi penggunaan plat nomor kendaraan dinas oleh oknum masyarakat tersebut adalah tanpa seijin atau sepengetahuan dari Kodam IV/Diponegoro,” ujarnya kepada inilahjateng.com saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2024).
Ia menambahkan, tak ada ijin resmi penggunaan plat TNI kendaraan sipil yang menggunakan Plat Dinas TNI AD dengan Nomor Registrasi Kodam IV/Diponegoro dalam berbagai berita.
Mobil-mobil tersebut salah satunya bermerk Hyundai Palisade dan Toyota Alphard.
“Dan di seluruh satuan Kodam IV/Diponegoro untuk kendaraan dinas kami tidak memiliki kendaraan dengan Jenis Hyundai Palisade dan Toyota Alphard,” katanya.
Andi menegaskan sampai saat ini Kodam IV/Diponegoro sedang mendalami hal tersebut untuk mengumpulkan keterangan berkaitan dengan permasalahan penggunaan Plat Dinas oleh Nicholas Nyoto Saputro.
“Demikian mas saya sampaikan sebagai statemen,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, konflik tambang emas di Kampung Sawe Suma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang melibatkan warga Papua atas nama Marten Basaur dan seorang investor asal Kota Salatiga bernama Nicholas Nyoto Prasetyo diduga dibackingi pejabat tinggi di TNI.
Dugaan keterlibatan anggota TNI itu muncul setelah beredarnya sebuah video di media sosial TikTok yang memperlihatkan sejumlah mobil mewah di rumah Nicholas di Salatiga tetapi semua berplat nomor tentara.
Pada video berdurasi satu menit itu, memperlihatkan garasi mobil bos perusahaan Bahana Lintas Nusantara (BLN) Group Nicholas ada mobil Alphard dan mobil mewah lainnya dengan plat nomor 8969 IV dan 8946 IV dilengkapi tanda bintang.
Ketua Tim Penasehat Hukum perusahaan BLN Mohammad Sofyan menerangkan, jika kliennya merupakan seorang pengusaha murni. Kemudian, muncul video mobil berplat nomor TNI disebut adalah milik para relasi.
“Bahwa, klien kami tidak dibackingi institusi apapun baik TNI maupun Polri. Saya tegaskan, tidak terafiliasi dengan institusi apapun. Beliau (Nicho) murni pengusaha. Adanya plat nomor diluar jangkauan kami,” jelasnya, Minggu (23/6/2024).
Sofyan mengatakan, mengenai sejumlah mobil berplat nomor TNI yang kemudian tersebar ke media sosial pada waktunya akan dijelaskan kliennya.
Sebaliknya, Alvares Guarino selaku kuasa hukum masyarakat adat menduga dalam konflik tersebut diduga ada keterlibatan oknum TNI.
Oknum TNI tersebut diduga membekingi bos tambang asal Salatiga bernama Nicholas Nyoto Prasetyo pemilik BLN Group dan juga menjadi investor beberapa perusahaan di bawah payung Nusantara Grup.
“Jadi, tolong kita semua jangan pakai gerakan-gerakan memakai alat negara. Mereka bilang nggak ada tentara, ada kok. Kami ada bukti foto dan video rekaman semua,” jelasnya Senin (24/6/2024). (RIS)