Jateng

Musim Hujan, Kasus DBD di Semarang Meningkat Tajam

inilahjateng.com (Semarang) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang masih tinggi.

Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang mencatat hingga akhir Januari sudah ada 68 pasien DBD yang dirawat di RSWN.

Direktur RSWN Semarang dr. Eko Krisnarto mengatakan, pasien yang paling banyak dirawat yakni berusia 6-18 tahun.

“Jadi yang paling banyak ini anak sekolah,” kata Eko di RSWN, Minggu (2/2/2025).

Dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, lanjut Eko, terjadi kenaikan yang sangat signifikan.

Pada periode.Januari tahun 2024, tercatat 21 kasus DBD.

Menurutnya, kenaikan kasus DBD sudah terjadi sejak beberapa bulan belakangan, yakni mulai November 2024 dengan jumlah kasus relatif tinggi.

Baca Juga  Bupati Sragen Intervensi Kemiskinan Ektrem di 21 Desa

“Kalau Desember 2024 sudah ada 75 kasus. Dibanding periode sama tahun lalu (Januari 2024) kan sudah lebih dari 50 persen,” jelasnya.

Pihaknya mengaku sudah memprediksi akan meningkatnya kasus DBD seiring dengan terjadinya perubahan musim yang ekstrim, yakni panas dan hujan secara bergantian.

“Terjadi perubahan musim yang ekstrim, seperti ini ya, karena panas-hujan, panas-hujan Nah, pada anak-anak itu kan kondisi tubuh atau imunnya kan juga belum baik dan biasanya mobilitasnya anak-anak kan tinggi,” tuturnya.

Eko menghimbau, masyarakat untuk menggencarkan gerakan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air yang sudah tidak dipakai.

Meski pasien DBD meningkat, ia memastikan tetap memberikan pelayanan terbaik, terutama mereka yang membutuhkan rawat inap.

Baca Juga  FOTO: Kirab Kyai Pati Wasis Wijoyokusumo saat Ganti Luwur

“Tetap kita layani semuanya. Jadi, semuanya bisa kami layani dengan masuk kamar, kalau pasien tersebut memang harus menginap,” katanya.

Ia menjelaskan pasien DBD yang datang kebanyakan dengan keluhan panas tinggi, serta merupakan kasus penyakit dengan temuan terbanyak.

“Jadi ada dua ya. Satu, sudah periksa ke dokter umum atau FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama), tetapi kemudian tidak mengalami perobahan sehingga dibawa ke IGD (instalasi gawat darurat),” ujarnya.

Kemudian, pasien yang telah mendapatkan rujukan dari FKTP ke RSWN Semarang untuk dilakukan rawat inap.

Dari kasus DBD sebanyak itu, ia bersyukur karena tidak ada yang meninggal, tetapi ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. (LDY)

Back to top button