
inilahjateng.com (Semarang) – Musim kemarau yang cukup panjang imbas dari El Nino mengundang banyak penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), penyakit cacar air juga patut diwaspadai.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan penyakit cacar air sudah banyak terjadi sejak awal El Nino.
Bahkan kasus terbanyak terjadi pada bulan Agustus hingga September. Meski saat ini kasusnya sudah turun tapi penyakit cacar air masih mengancam.
“Penyakit ini timbul pada musim panas, yang paling banyak adalah karena virus termasuk cacar air atau varisela itu juga penyebabnya virus,” kata Hakam, Selasa (31/10/2023).
Cacar air ini biasanya menyerang pada anak-anak melalui kontak udara pada kulit.
Pasalnya, saat musim panas seperti ini virus yang terbang pada udara bisa bertahan lebih lama sehingga jika menempel pada kulit menyebabkan cacar air, dan jika masuk ke dalam saluran nafas maka akan menjadi penyakit ISPA.
“Varisela ini disebabkan virus biasanya menyerang anak-anak kalau dewasa biasanya herpes zoster atau dompo,” jelasnya.
Cacar air ini mudah menular melalui kontak fisik dengan penderita. Sehingga jika ada satu orang terpapar cacar air dalam satu rumah maka bisa menularkan ke anggota keluarga lainnya didalam satu rumah yang sama.
“Tapi kalau sudah pernah kena maka akan punya kekebalan. Dan kalau dewasa sudah pernah terkena maka jika kena lagi namanya dompo itu dan tidak menular. Biasanya kenanya satu sisi misal kanan ya kanan semua kalau dompo ini,” paparnya.
Hakam menjelaskan cacar air dan cacar monyet atau monkey pox sangat berbeda jauh.
Pasalnya, jika cacar monyet sering ditularkan melalui aktivitas seksual. Selain itu, penderita cacar monyet juga akan mengalami demam, ada bintik-bintik keruh yang didalamnya ada nanahnya hingga pembesaran kelenjar limfe di leher hingga ketiak.
“Kalau cacar air tidak ada pembesaran kelenjar limfe,” tandasnya. (LDY)