Jateng

Musim Kemarau, Tanaman Hias di Median Jalan Mengering

inilahjateng.com (Semarang) – Memasuki musim kemarau sejumlah tanaman hias di dalam pot yang juga menjadi median jalan di jalan-jalan protokol Kota Semarang tampak mengering dan mati.

Tanaman hias yang ditanam yakni jenis tanaman bunga kertas atau bougenville yang biasanya bisa bertahan pada musim kemarau.

Penggunaan median dengan pot tanaman ini sendiri bertujuan untuk keamanan pengendara saat melintas dan sekaligus untuk estetika wajah kota.

Seorang warga, Aris mengatakan tanaman hias yang ada di dalam pot ini juga dipakai untuk pembatas jalan atau median jalan.

Namun saat ini memang kondisinya banyak yang kering dan bahkan tinggal batangnya saja, daun dan bunganya pun tak muncul lagi karena sudah mengering.

Baca Juga  Menperin Puji Gubernur Hadirkan Investasi 21 Trilyun di Triwulan I

“Biasanya tanamannya segar, daunnya hijau dan bunganya keluar warna warni. Tapi musim kemarau ini, jadi kering dan akhirnya mati,” kata Aris, Jumat (26/7/2024).

Ia berharap agar tanaman hias tetap hidup dan tumbuh. Dari sisi perawatan pada tanaman yang terutama di dalam pot dan di taman juga perlu diperhatikan lagi untuk disiram lebih sering lagi.

“Sebaiknya penyiraman harus ekstra diperbanyak lagi intensitasnya oleh Pemkot Semarang, agar semua tanaman kondisinya tidak layu dan jadi mengering sampai ada yang mati terutama saat musim kemarau,” tuturnya.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Semarang, Antonius Hariyanto berharap median jalan ini tetap dijaga.

Pasalnya, dari sisi keamanan pengendara bisa lebih aman karena tidak akan mengambil jalur pengendara lain yang melintas dari arah berlawanan.

Baca Juga  Ribuan Warga NU Gelar Istighosah Penanganan Rob

“Dari sisi estetika wajah kota, terlihat cantik dengan adanya tanaman hias ini. Median jalan dari pot tanaman ini dipasang di sepanjang Jalan Pandanaran, mulai dari Bunderan Tugumuda sampai Bunderan Simpanglima Semarang,” katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut pada bulan Juli merupakan puncak musim kemarau tahun ini.

Bahkan, Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 30 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami darurat kekeringan. (LDY)

 

Back to top button