
inilahjateng.com (Semarang) – Satresrkim Polrestabes Semarang mengamankan dua orang yang hendak mencuri kayu di Di Rumah Dinas Aslog Kodam IV/Diponegoro Jalan Kesatrian No. G-12, Jatingaleh, Candisari pada Minggu (24/12/2023), sore.
Dua tersangka yang bekerja sebagai Pak Ogah di bawah Jembatan Flyover Jatingaleh tersebut bernama Eko Mei Apriyanto (27) warga Hasanudin, Purwosari, Semarang Utara dan Fajar Robika (28) warga Rusunawa Sawah Besar, Kaligawe, Kecamatan Gayamsari.
Wakasatreskrim Kompol Aris Munandar menjelaskan awalnya kedua tersangka hendak mencuri beberapa kayu jati di depan Asrama Kodam. Namun, saat hendak mengambil ada warga yang meneriaki dan akhirnya mereka ditangkap.
“Mereka belum sempat mencuri tapi sudah ditangkap. Saat digeledah, dua pelaku ternnyata membawa senjata tajam,” ujar Aris saar rilis kasus di Mapolrestabes Semarang, Selasa (26/12/2023).
Lebih lanjut dirinya menuturkan petugas saat ini belum bisa menyatakan sebagai kasus pencurian. Namun, meski tidak mencuri kedua tersangka akan dikenai pasal 2 ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Tajam.
Untuk tersangka Eko membawa satu sajam jenis pisau lipat, panjang 21 cm sedangkan untuk Fajar membawa golok dengan panjang 40 cm.
“Tersangka Fajar juga DPO kami dengan aksi kekerasan pada bulan Maret lalu. Namun untuk hal ini akan kami dalami terlebih dahulu dan sementara ini mereka akan terancam Undang-undang Darurat kepemilikan senjata tajam dengan ancaman penjara 10 tahun. Untuk aksi pencuriannya kami akan dalami dengan Percobaan Pencurian terlebih dahulu,” bebernya.
Sementara, tersangka Eko mengaku jika dirinya sebetulnya tidak menyangka jika aksinya disebut mencuri. Pasalnya, Eko pikir kayu yang di depan asrama itu tidak terpakai sehingga dia hendak mengambil. Bahkan dia sendiri sudah sadar jika asrama itu adalah asrama TNI karena sudah tiap hari melewati lokasi tersebut.
“Waktu mau ambil nggak ada orang tapi ternyata ada. Saya juga sudah tahu kalau itu asrama TNI. Tapi saya kira itu kayu sudah tidak terpakai,” ucapnya.
Ditanyai alasan membawa senjata tajam, ia mengaku untuk keamanan karena sepengalamannya bekerja sebagai Pak Ogah di bawah Flyover Jatingaleh ada yang melakukan pembacokan.
“Buat keamanan aja saat bekerja. Karena dulu pernah teman saya dibacok,” jelasnya.
Sedangkan Fajar yang merupakan buronan polisi mengaku saat diteriaki lari dibanding Eko yang hanya jalan.
“Saya lari karena panik. Saya sudah sempat pegang kayu tapi Eko memang belum,” tambahnya. (bdn)