Arena

Nonunggulan, Tenis Meja Jateng Tetap Ingin Raih Emas di PON XXI

inilahjateng.com (Semarang) – Pengprov Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jateng menyatakan meski masuk cabor non unggulan, tetap ingin meraih medali emas dalam gelaran PON XXI Aceh-Sumut pada September 2024 mendatang.

Untuk mempersiapkan PON tersebut, PTMSI Jateng baru akan memulai Pelatda pada Juni 2024 mendatang menyesuaikan program KONI Jateng.

Sebanyak enam petenis meja juga telah dipanggil Pengprov PTMSI untuk melaksanakan pelatda desentralisasi di tiga lokasi yaitu Kota Semarang, Jakarta dan Kudus.

Keenam atlet tersebut yakni Donny Prasetyo Aji, Arfan Seina Pramudya , Gusti Aditya Muarif di kelompok putra, Lilies Indriyani, Rofiana Nurul Sabila, da Putri Deny Wulandari di bagian putri.

Wakil Sekretaris Umum PTMSI Jateng Dustamat Jayawiguna menyebut meski berstatus cabor non unggulan karena masuk kategori lini tiga dalam program pelatda PON oleh KONI, Pengprov PTMSI menyatakan komitmennya untuk mengawal program pelatda ini dengan baik.

Baca Juga  Perenang USM Raih 2 Perak dan 1 Perunggu di Pomprov Jateng 2025

“Artinya, pengprov akan memberikan kontribusi maksimal kepada para atlet, melalui sarana latihan dan peralatan,” ungkapnya, Kamis (18/4/2024).

Oleh sebab itu, dirinya menyebut tidak akan setengah hati dalam menyiapkan atletnya menuju PON XXI/ Aceh-Sumut yang bakal digeber September 2024 mendatang.

Bahkan, pihaknya memasang target dua medali emas pada PON nanti.

“Kami akan mengembalikan supremasi tenis meja, sebagaimana era Anton Suseno, Hadiyudo, Mulatsih ataupun Yon Mardiyono di mana Jateng diperhitungkan di kancah nasional. Di tengah keterbatasan yang ada pada kami, para pemain harus berada dalam kondisi ‘on fire’ selama pelatda desentralisasi dan sentralisasi,” tandasnya.

Dustamat tak menampik, persoalan pendanaan pada hari ini, esok, atau pun lusa tetap menjadi tantangan berat.

Baca Juga  Superchallenge Super Prix 2025 Seri 1 Sukses di Semarang

Para atlet tetap harus berlatih rutin, butuh asupan gizi, peralatan latihan yang berdaya saing.

“Kebutuhan mereka harus selalu tercukupi. Entah bagaimana caranya PTMSI mau tak mau harus  memutar otak. Kalau dibilang tombok, ya memang tekor. Tapi itu realitas yang tak bisa dihindari. Mungkin semua cabor mengalami. Tapi apakah itu membuat kami harus mandeg? Latihan menurut kami harus terus  berjalan,” bebernya.

Soal target dua emas yang dipatok PTMSI, lanjutnya, bukan sesuatu yang over estimate atau bahkan ngayawara (omong kosong).

Meskipun dalam babak kualifikasi PON, posisi Jateng tak masuk empat besar, Dustamat tetap percaya atas kemampuan timnya yang bermaterikan pemain yang sudah malang melintang di kejurnas.

Baca Juga  KONI Jateng Siapkan Penyegaran LPJ dan Sosialisasi Porprov

“Saat ini kami fokus, dan tak melihat ke belakang. BK  bagi kami adalah sarana meraih tiket , membaca peta, menata posisi, karena perang sesungguhnya ada di PON. Meskipun tenis meja masuk kategori lini ketiga,  kami justru tertantang bisa meraih dua emas PON,” paparnya.

Soal potensi bisa menyumbang emas PON, tambahnya, kans bisa datang dari sektor ganda putri, beregu putra dan beregu putri.

“Kami punya pelatih berpengalaman seperti Eddie Pramudjie, ada juga eks pemain M Irfan dan Agus Fredy Pramono. Mereka kami kira bisa meracik tim yang solid dan tangguh,” pungkasnya. (BDN)

 

Back to top button