One Stop Solution, KEK Kendal Tarik Investor Asing

inilahjateng.com (Kendal) – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal telah berhasil melampaui target tahunan yang diberikan oleh pemerintah.
Dari segi capaian investasi tahunan, KEK Kendal telah berhasil memenuhi target investasi dengan menarik investasi sebanyak Rp 42,7 trilliun dari target yang diberikan pemerintah sebesar Rp 17.7 Trilliun.
“Investasi tahunan sudah menarik investasi sebanyak Rp 42,7 triliun dan hasil yang bagus melebihi target dari pemerintah sebesar Rp 17,7 triliun,” kata
Executive Director KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum, Selasa (25/02/2025).
Investasi ini berasal dari penambahan 20 pelaku usaha baru di tahun 2024.
Hal yang sama terlihat dari realisasi tenaga kerja terserap.
Target yang diberikan adalah sebanyak 15,100 tenaga kerja, akan tetapi sepanjang tahun 2024 hingga awal tahun 2025 telah terserap 24.316 tenaga kerja dari target yang diberikan.
“Adanya penambahan 20 pelaku usaha di tahun 2024 itulah yang membuat nilai investasi besar. Ditambah dengan tenaga kerja yang terserap cukup banyak,” sambungnya.
Dengan angka realisasi ini, tentu memberikan imbas positif pada akumulasi capaian KEK Kendal selama lima tahun beroperasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
“Ditetapkannya Kawasan Indusri Kendal sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada Desember 2019 lalu, tentunya kawasan ini menunjukan performa yang bagus dan sangat baik,” jelasnya.
Menurut Juliani, progres pengembangan KIK terjadi begitu cepat setelah menjadi KEK baik itu jumlah tenant, penyerapan tenaga kerja, nilai ekspor maupun investasi.
“Bisa kita lihat perkembangan KIK sekarang setelah menjadi KEK, begitu cepat dan signifikan. Pertumbuhan yang begitu cepat bisa dilihat dari jumlah tenant saat ini, penyerapan tenaga kerjanya, total investasi dan nilai ekspor yang meningkat dari sebelum menjadi KEK. Effect dari pemberian status Kawasan Ekonomi Khusus ini terlihat begitu nyata dampaknya,” terangnya.
Hingga saat ini, sudah ada 124 pelaku usaha yang berasal dari berbagai negara.
Total investasi yang terserap juga cukup fantastis, nilainya mencapai Rp 141,7 triliun, yang mana sudah terealisasi Rp 86, 57 triliun.
“Kalau untuk saat ini sudah ada 124 pelaku usaha dengan total investasi yang terserah Rp 141, 7 triliun. Yang sudah terealisasi Rp 86,57 triliun,” tambahnya.
Peningkatan ini juga berimbas pada jumlah tenaga kerja yang terserap di Kawasan Industri Kendal.
Saat sebelum menjadi KEK, hanya ada sekitar 2000an tenaga kerja, namun bila dilihat dari jumlah pelaku usaha saat ini, terdapat 61,984 tenaga kerja yang terserap.
“Jumlah tenaga kerja yang terserap sebelum menjadi KEK sekitar 2000an tapi saat ini dengan jumlah 124 pelaku usaha sekitar 61.984 tenaga,” paparnya.
Tercatat bahwa baru-baru ini telah bergabung salah satu perusahaan besar Ban ZC Rubber asal China.
“Baru-baru perusahaan besar asal China juga sudah masuk, perusahaan terbesar di China,” ujarnya.
Juliani mengungkapkan di tahun 2025 ada beberapa perusahaan besar asal China sudah siap berinvestasi di KEK karena kemudahan perizinan yang diberikan oleh KEK Kendal.
“Memang tahun 2025 ini ada beberapa investor besar asal China yang siap berinvestasi di KEK Kendal. Ini karena kami janjikan kemudahan perizinannya dan fasilitas lainnya,” ungkapnya.
Kepala Administrator KEK Kendal, Tjertja Karja Adil, mengatakan menggunakan strategi untuk menarik investor asing masuk ke KEK Kendal dengan mempermudah perizinan.
“Strategi kami untuk terus menarik investor terutama investor asing yakni dengan mempermudah perizinannya. Cuma itu kuncinya, tidak usah dibikin ribet dan itu yang selalu yang kami tawarkan,” kata Kepala Administrator KEK Kendal, Tjertja Karja Adil.
Kemudahan perizinan yang dimaksud oleh Karja yakni adanya kantor administrator pelayanan satu atap atau One Stop Solution.
Dimana para investor tidak perlu repot mengurus perizinan baik itu ke Propinsi maupun ke Pemkab Kendal. Dan kawasan industri didaerah lain tidak memiliki strategi seperti ini yang bukan KEK.
“Kami pastikan dan janjikan kemudahan perizinannya. Makanya disini ada kantor administrator yang pelayanannya satu atap atau One Stop Solution,” jelasnya.
“Investor tidak perlu repot mengurus segala perizinannya tanpa harus datang ke Propinsi atau Pemkab Kendal dan Kementrian. Cukup urus disini saja, kawasan industri yang bukan KEK di daerah lain tidak ada yang seperti ini,” sambungnya.
Karja menambahkan pelayanan satu atap ini untuk mengoptimalkan pelayanan sekaligus pengawasan dari kantor adminstrator.
“Pelayanan satu atap ini untuk mengoptimalkan pelayanan sekaligus pengawasan dari kantor adminstrator,” tambahnya.
Investor atau pelaku usaha di KEK Kendal dapat menikmati pengurangan PPh Badan yaitu berupa Tax Holiday dan Tax Allowance, bebas PPN, serta pembebasan bea masuk dan pajak impor.
Fasilitas non fiskal seperti kemudahan perizinan juga menjadi faktor para perusahaan asing dan lokal memilih berinvestasi di KEK Kendal.
“Dengan status KEK, investor mendapat banyak kemudahan, baik dalam aspek regulasi, perpajakan, maupun dalam hal kepastian kemudahan dan keamanan. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha, perpajakan, maupun kepastian dalam perizinan,” terangnya.
Keberadaan KEK sejak awal ditujukan untuk menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah. Terbukti, beberapa dampak positif yang terjadi dari tumbuhnya Kawasan Industri Kendal.
Seperti diantaranya, investasi di Kabupaten Kendal tumbuh sekitar 340% yang berimbas pada pertumbuhan penyerapan tenaga kerja.
Keberadaan KEK Kendal juga turut menyumbang angka pertumbuhan dari luas lahan industri dan infrastruktur di Jawa Tengah.
Pertumbuhan juga terjadi pada meningkatnya jumlah perumahan, perbankan, dan pusat FnB di sekitar Kendal dan Jawa Tengah.
Salah satu yang mendorong pertumbuhan di Kawasan Industri Kendal ini adalah fasilitas fiskal yang dimiliki oleh Kawasan Ekonomi Khusus.
Kawasan ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 2016 sebagai salah satu PSN sekaligus proyek joint venture antara dua developer industri terkemuka di Asia Tenggara yaitu PT Jababeka Tbk (KIJA) asal Indonesia dan Sembcorp Ltd asal Singapura.
“Jadi keberadaan KEK ini sejak awal ditujukan untuk menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah,” pungkasnya. (Ind)