
inilahjateng.com (Semarang) – Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin nantinya akan berupaya meningkatkan rasa kepedulian warga terhadap wilayahnya.
Salah satu upayanya yakni nantinya setiap RT akan digelontor dana bantuan yang dinamakan biaya operasional.
Agustina mengatakan biaya operasional RT ini menjadi salah satu program unggulannya bersama Iswar jika kelak terpilih sebagai kepala daerah Kota Semarang di Pilwakot November mendatang.
“Kenapa RT jadi sasaran utama? Kalau kita ingin berdandan menjadi kota perekonomian, yang harus dilihat no 1 adalah wajah Kota Semarang yang menjadi sense of belonging (rasa memiliki) dari warga,” kata Agustina usai bertemu relawan Semarang Tengah, Sabtu (14/9/2024).
Menurutnya, rasa memiliki atau kepedulian warga dinilai menjadi vital bagi sebuah pembangunan kota karena masyarakat di tingkat RT yang berada di garda terdepan dalam perawatan dan pemeliharaan infrastruktur yang ada, khususnya di sekitar lingkungannya.
“Apa gunanya Pemkot Semarang membuat trotoar, membuat jalan besar dan taman yang bagus, kalau masyarakatnya tidak peduli. Maka proses pertama inisiasi yang jadi kunci adalah RT,” tuturnya.
Karena itu, lanjutnya, masyarakat di tingkat RT butuh stimulus yang bernama Biaya Operasional. Bantuan sebesar Rp 25 juta tersebut rencananya akan diberikan ke masing-masing RT tiap tahunnya.
Lewat bantuan Biaya Operasional RT ini lah maka masyarakat tidak lagi bingung dengan sumber pendanaan untuk kegiatan warga, termasuk merawat lingkungannya lewat kerja bakti. Sekaligus menguatkan kembali semangat gotong royong warga.
“Melalui Biaya Operasional ini, warga yang kurang mampu juga tidak lagi diberatkan dengan beragam iuran di lingkungan tempat tinggalnya,” terangnya.
Agustina dan Iswar memastikan sumber pendanaan Biaya Operasional RT tidak akan memangkas alokasi anggaran yang sudah ada. Seperti anggaran Rp 1 miliar untuk kelurahan, ataupun APBD untuk kecamatan.
“Jadi untuk hal-hal kecil yang tak bisa tercover oleh jajaran Pemkot Semarang, ini diurus oleh RT lewat bantuan biaya operasional,” jelasnya.
“Tentu ini harus ditangkap oleh teman-teman birokrasi yang paling rendah, kelurahan. Jika LPMK, RW dan RT ini bersatu, kemudian pemerintahan kelurahan bisa paham dan memfasilitasi, saya kira permasalahan apapun yang kaitannya Kota Semarang akan lebih mudah ditangani,” lanjutnya.
Iswar menambahkan dana bantuan Biaya Operasional RT ini akan diberikan dalam bentuk uang, bukan kegiatan. Artinya, penggunaan dana tersebut diserahkan ke masing-masing RT sesuai kebutuhan dan potensi yang ada.
Ia juga menggarisbawahi, dana bantuan RT juga bisa digunakan masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai religi yang ada. Sehingga kemajuan fisik akan bisa tumbuh berbarengan dengan nilai-nilai moralitas.
“Karena apalah arti sebuah kemajuan kota tapi peradaban, adat istiadat masyarakatnya tidak kita jaga dengan baik. Jadi kita tumbuh tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari religiusitas dari masyarakatnya. Karena menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur itu tentu kalau masyarakatnya religius sehingga pembangunan bisa menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” pungkasnya. (LDY)