NasionalInersia (jangan dipilih)

Orası ilmiah DR HC Irwan Hidayat: Model Manajemen Produk dan Branding Berbasis Nilai

Penganugerahan Doktor Honoris Causa Irwan Hidayat

inilahjateng.com (Semarang) – Yang terhormat,

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. S Martono, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang I, II, III, dan IV Universitas Negeri Semarang.

2. Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah UNNES

3. Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Negeri Semarang.

4. Ketua, Sekretaris, dan Anggota Forum Profesor Universitas Negeri Semarang.

5. Dekan, Wakil Dekan, Direktur dan Wakil Direktur Program Pasca Sarjana, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Badan, UPT, dan Koorprodi di Lingkungan Universitas Negeri Semarang.

6. Keluarga, teman sejawat, sahabat dan para tamu undangan yang berbahagia

Segala puji bagi Tuhan sebab atas kehendak-Nya, kita dapat hadir dalam forum terhormat di auditorium megah Universitas Negeri Semarang ini.

Inilah forum paling berharga dan terhormat bagi saya sepanjang perjalanan hidup saya selama 77 tahun.

Betapa tidak? Baru setelah saya menjalani ”Masa perkuliahan selama 108 semester” di kampus bernama ”Universitas Sido Muncul”, sebuah Perguruan Tinggi, yakni Universitas Negeri Semarang menganugerahi saya sebuah gelar DR HC.

Ibu Bapak, Saudari Saudara dan segenap hadirin yang mulia,

Kini perkenankan saya menyampaikan orasi sebagai bentuk apresiasi saya atas gelar Doktor Honoris Causa yang UNNES berikan kepada saya.

Dalam orasi ini, saya mempersembahkan kepada bapak ibu sekalian jejak perjalanan saya dan Sido Muncul yang penuh dengan kegembiraan, harapan, kecemasan, juga optimisme.

Saya yakin, jejak-jejak itu telah membentuk dan mengantar saya dan Sido Muncul berada pada titik berdiri detik ini.

Orasi ini saya mulai dari ayunan langkah saya bekerja di Sido Muncul dan fokus pada bagian marketing.

Setelah  bekerja di Sido Muncul, adik-adik saya Sofjan, Johan, Sandra bersama suaminya Sigit, lalu David, menyusul.

Pada tahun 1980-an kami berbagi tugas. Kalau dulu semua bekerja di bagian penjualan, saya membentuk divisi marketing.

Sementara itu, adik-adik saya Sofjan, Johan dan Sigit di bagian distribusi dengan mendirikan PT Muncul Mekar.

Sandra dan David mengurusi keuangan dan pembelian, sedangkan Papa dan Mami di bagian produksi.

Dari tahun 1969 sampai 1985, saya bekerja ternyata tidak banyak kemajuan yang Sido Muncul capai.

Dibandingkan dengan jamu-jamu lain, Sido Muncul jauh tertinggal, padahal segala upaya sudah saya lakukan, termasuk meniru segala çara yang perusahaan jamu lain lakukan.

Melihat Sido Muncul yang tidak maju-maju, saya berpikir keras dan berefleksi. Buahnya, saya menyadari bahwa ”kerja keras” meniru selama 16 tahun (1969-1985) itu ternyata sia-sia.

Beruntung saya ”siuman” dan menyadari bahwa kalau saya meniru,  Sido Muncul akan tetap menjadi follower. Saya harus melompat yaitu meniru pabrik farmasi yg produknya melalui uji klinis.

Saya membayangkan Sido Muncul memproduksi “produk dari bahan alam” tapi dengan uji klinis. Pasti luar biasa!

Masalahnya syarat uji klinis, produknya harus terstandar dan harus di produksi di pabrik dengan standar farmasi.

Sedangkan, saat itu standar pabrik Sido Muncul adalah pabrik jamu. Untuk membuat pabrik dengan standar  farmasi dibutuhkan dana yang banyak kami tidak memiliki pada saat itu.

Karena itu dalam keterbatasan fasilitas, saya melakukan langkah-langkah “ persiapan “ untuk menjadikan Sido Muncul menjadi pabrik farmasi jamu, yaitu :

1. Menetapkan Tolak Angin serbuk sebagai produk unggulan, ini supaya bisa menjadi lokomotif bagi produk-produk yang lain.

2. Meneliti resep Tolak Angin serbuk, dan membandingkan dengan literatur tanaman herbal yang ada.

3. Menggunakan bahan jamu berkualitas.

4. Mengembangkan Tolak Angin serbuk menjadi Tolak Angin cair.

5. Mengganti packaging jamu Tolak Angin dari kertas ke alumunium foil supaya terjaga kualitasnya.

6. Membuat informasi di packaging menjadi lebih rasional. Misalnya informasi jamu Tolak Angin hanya untuk sakit masuk angın.

7. Mengubah logo ”Foto Ibu dan Anak” dengan menambahkan gambar lumpang dengan foto ibu & anak.

8. Memperbaiki tulisan “Sido Muncul” yang terpisah dan menyatukan  menjadi “Sidomuncul“ sekaligus mengubah font huruf yang lebih feminin karena feminisme adalah lambang kepercayaan.

9. Pada tahun 1990 saya berhasil mendaftarkan nama Tolak Angin sebagai Brand milik Sidomuncul di kantor HAKI dep kehakiman, padahal  nama Tolakangin dianggap sebagai nama generik yang tidak bisa didaftarkan sebagai brand.

10. Pada tahun 1993 membentuk Divisi PR/Humas, karena merujuk Handi Irawan, kehumasan lebih efektif dibanding iklan.

Masalahnya, kita tidak bisa ber-PR terus menerus karena PR adalah mediadomain. Sedangkan, iklan merupakan companydomain.

Pertama kali pada 1994, divisi PR saya gunakan untuk mengkomunikasikan program Mudik Lebaran Gratis Sidomuncul yang sebenarnya sudah ada sejak 1991.

Program legendaris Mudik Gratis Sidomuncul berlangsung selama 30 tahun dan berhasil memudikkan 400 000 orang.

Program mudik gratis ini yang membuat Sidomuncul  terkenal itu merupakan ide dan gagasan Sofyan Hidayat, adik saya yang kedua.

11. Divisi PR kami gunakan terus sampai hari ini untuk mengkomunikasikan kegiatan kami seperti operasi gratis bibir sumbing, penanganan stunting, kegiatan seminar dengan para dokter, menyumbang untuk korban bencana, operasi katarak dan sebagainya. Dampaknya luar biasa pada perusahaan.

Setelah 12 tahun, langkah awal yg kami lakukanmulai membuahkan hasıl. Sidomuncul menjadi semakin di kenal, kepercayaan publik mulai meningkat dan menumbuhkan penjualan yg significant.

Baca Juga  Korupsi Dana Desa Ratusan Juta, Kades di Pasuruan Ditahan

Alhasil, pabrik kami yang berlokasi di Lingkungan Industri Bugangan Semarang tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar.

Karena itu ayah saya, Yahya Hidayat memutuskan untuk mendirikan pabrik baru. Beliau memilih membeli tanah di Jalan Soekarno Hatta km 28, Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

Luas tanahnya 20 ha Pada tgl 21 Agustus 1997 pembangunan pabrik “farmasi jamu” Sidomuncul dimulai, selesai pada tahun 2000

Membangun Pabrik dengan Standar Farmasi

Pabrik Sidomuncul yang baru ini dibangun dengan standar farmasi dan dilengkapi dengan laboratorium seluas 2.000 m2 berikut peralatan lengkap, termasuk laboratorium kimia, farmakologi, formulasi, uji stabilitas, uji air, uji PCR, labolatorium mikrobiologi dan instrument, kulktur jaringan.

Ketika itu kami meminta izin ke BPOM untuk mendapatkan izin sebagai pabrik farmasi (CPOB).

Awalnya ditolak karena tidak ada aturannya, tapi saya berhasil meyakinkan Kepala BPOM. Saya katakan : “Kalau pabrik kami memang berstandar farmasi apa salahnya memberi kami izinnya farmasi, tapi Sidomuncul akan tetap memproduksi produk herbal.” Akhirnya permohonan kami di kabulkan.

Sidomuncul mendapat izin pabrik jamu (CPOTB) dan pabrik farmasi (CPOB).

Pada tanggal 11 November 2000 pabrik jamu dan farmasi Sidomuncul diresmikan oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Achmad Sujudi MHA .

Melakukan Standarisasi

Pabrik Sidomuncul yang baru, sudah mulai memproduksi produk yg terstandar.

Bahan baku kami berasal dari alam yang kwalitasnya bisa bervariasi.

Untuk mendapatkan mutu yang seragam, kami melakukan standarisasi dari bahan simplisia hingga produk akhir Caranya sebagai berikut:

1. Raw material simplisia didapatkan dari pengembangan bibit yang kemudian dibudidayakan oleh petani binaan sampai pasca panen, maupun kerjasama dengan suplier bahan baku dengan kontrol kualitas yang ketat.

2. Kami melakukan skrining zat aktif, pemeriksaan mikroba, aflatoxin dan cemaran lain. Hanya simplisia yang memenuhi persyaratan yang akan diterima.

3. Inproses control yang ketat diberlakukan selama tahapan proses produksi.

4. Pemeriksaan setiap batch produk akhir sebelum beredar yang meliputi di antaranya pemeriksaan zat aktif, logam berat, mikrobiologi, aflatoxin DNA babi, EG DEG, dan organoleptik.

5. Penyimpanan retained sample sebagai pertinggal sepanjang waktu kadaluarsa ditambah 6 bulan supaya kami dapat memonitor produk dan sebagai kontrol jika ada klaim dari konsumen.

Uji Toksisitas

Pada tahun 2003 saya memikirkan untuk melakukan uji toksisitas terhadap produk Tolakangin.

Saya,  tim R&D yg di pimpin oleh apt. Wahyu Widayani, S.Si, dan Brand Manager Tolakangin, Retna Widawati, mulai melakukan diskusi soal itu.

Masalahnya kalau Tolakangin terbukti toksik akan menjadi persoalan besar bagı Sidomuncul, karena 50% penjualan Sidomuncul pada saat itu produk Tolakangin.

Awalnya kami bingung untuk menentukan, melakukan uji toksisitas atau tidak. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti suara hati kecil , karena saya sudah berjanji akan mengelola Sidomuncul dengan “Hati , akal  dan regulasi“ yang terinspirasi sumpah Hypocrates yg sampai hari ini menjadi sumpah para dokter.

“Saya akan mengobati pasien ku dengan hati, akal dan ilmu. “Saya memutuskan untuk melakukan uji toksisitas demi kepentingan dan keselamatan konsumen. Seandainya Tolakangin terbukti toksik, kami akan melakukan reformulasi.

Uji toksisitas kami lakukan dengan Universitas Sanatha Dharma jogja ,Fakultas Farmasi. Tim peneliti dipimpin oleh Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M. Sc. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK dan apt. Phebe Hendra M. Si., Ph.D.

Bersyukur kepada Tuhan, setelah 8 bulan, Tolakangin terbukti aman diminum selama 101 bulan secara terus menerus.

Hasil uji hispatologi menunjukkan tidak ada kerusakan organ hati, ginjal, lambung, usus, paru, limpa, jantung, uterus, dan testis.

Selain itu, hasil uji lab klinik tidak menunjukkan adanya gangguan pada hematologi, kadar gula, SGPT, kreatinin, NA, K, Cl, dan total protein.

Melakukan Uji farmakologi

Setelah lolos uji toksisitas, kami memutuskan untuk melakukan uji farmakologi dengan tim peneliti Prof dr Edy Darmana (almarhum), Dr. dr Noor Wijayahadi (Almarhum) dan Dr dr Neni Susilaningsih, dari Universitas Diponegoro Semarang.

Persoalan yg timbul saat itu, tidak ada istilah masuk angın di dunia kedokteran. Saya, tim R&D & tim darı Undip berdiskusi supaya kami dapat melakukan pendekatan uji Farmakologi.

Pada akhirnya kami  merumuskan bahwa “masuk angın adalah gejala awal menurunnya daya tahan tubuh” dan judul uji famakologi yg akan dilakukan oleh tim Prof Edy Dharmana adalah “Apakah Tolakangin dapat meningkatkan Cell T, sebagai indakator meningkatnya daya tahan tubuh”.

Setelah hampir satu tahun, uji farmakologi membuktikan TolakAngin dapat meningkatkan T white blood cell secara signifikan. Puji Tuhan, syukur alhamdulillah.

Tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin”

Setelah Tolakangin menjadi sebuah produk yg lulus uji toksisitas dan farmakologi , kami mulai untuk mempromosikan.

Langkah pertama adalah mencari tagline yg tepat. Tagline adalah jiwa pada sebuah brand yang membuat sebuah brand jadi hidup.

Begitu banyak ide pilihan akhirnya saya menentukan dan memilih tagline “Orang pintar minum Tolakangin”.

Pemilihan tagline tersebut didasari pada sebuah keyakinan bahwa “semua orang pintar pada jalan hidup masing-masing” dan menurut saya “ketika sakit orang harus pintar dalam memilih produk”.

Baca Juga  Menhub Apresiasi Inovasi One Way Lokal Kakorlantas saat Lebaran 2025

Ide tagline tersebut terinspirasi dari cerita ketika anak-anak saya sekolah di Amerika. Di sana ada juara nyanyi, juara pidato, juara olah raga dll.

Artinya ada apresiasi pada keahlian masing-masing. Saya pun semakin yakin dengan tagline Orang Pintar Minum Tolak Angin.

Supaya konsumen tahu maksud saya berkaitan dng  tagline tersebut, saya melakukan pemilihan endorser TolakAngin dari beragam profesi untuk menjelaskan bahwa semua orang pintar pada jalan hidupnya masing-masing.

Waktu itu, bintang iklan pabrik2 jamu, termasuk Sidomuncul adalah kelompok Srimulat yg pintar melawak.

Kemudian saya beralih ke Sofia Latjuba menjadi bintang iklan. Selanjutnya saya berpikir harus ada yg dari akademisi, saya meminta Prof Rhenald Kasali, Ph.D, dan akademisi lainnya (Prof Dr Budi Widyanarko, Prof Liliana Teja Saputra, Prof Nila Moeloek, dan Prof Anggito Abimanyu) menjadi endorser Tolakangin.

Selain itu, dari kalangan artis dan penyanyi diantaranya Ana Maria, Aureli Moreman, Putri Ariani, Dewa-19, Ari Lasso, Piyu Padi, Via Valen, Cici Paramida, dan Agnes Monica, Aurely Moreman.

Dari kalangan tokoh masyarakat diantaranya ibu Veronica Tan, Pak Jusup Kalla, pak Dahlan İskan, Jendral TNI Pramono Edy Wibowo (almarhum), Chris Aquino dan Setiawan.

Dari kalangan olahragawan ada Wyne Prakusya, Alize Lim, dan Many Pacqiao. Dari kalangan bisnis ada pak Subronto Laras (Almarhum). Andy Noya mewakili dunia jurnalis.

Dengan cara ini saya menjelaskan kepada masyarakat bahwa ini yang saya maksud “semua orang pintar pada jalan hidupnya masing-masing”.  

Tag line orang pintar minum Tolakangin memang mengena pada hati setiap orang. Setiap kali minum Tolakangin, kita merasa “pas” karena kita memang pintar

Kami juga membuat iklan yg menjelaskan bahwa Tolakangin adalah produk herbal yg di produksi di pabrik farmasi jamu, lolos uji toksisitas sehingga aman diminum jangka panjang dan uji famkologinya dapat  meningkatkan Cell T.

Kami berharap iklan ini menjelaskan pada konsumen, Tolakangin adalah produk yg tepat untuk masuk angın. Kalau masuk angin masyarakat harus pintar dalam memilih .

Produk yg baik, diiklankan dengan cara yang pas dihati dan berhasil.Saya sungguh bersyukur menemukan ide tsb.

Izinkan saya menyebut tagline ”Orang Pintar Minum Tolak Angin” ini sebagai pemberian Tuhan. Terima kasih, Tuhan!

Tolak Angin dan Dunia Kedokteran

Meskipun Tolak Angin sudah dipercaya masyarakat, saya merasa masih punya hutang, yakni keinginan saya memperkenalkan dan mendapat kepercayaan dari dunia kedokteran.

Tentu ini tidak mudah untuk saya yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran untuk menjelaskan kepada para dokter, apalagi yang akan di jelaskan adalah jamu Tolakangin. Jujur saja  tidak PD untuk menjelaskan pada  dokter.

Akan tetapi,  pada tahun 2011, di Airport Soekarno Hatta sepulang darı Semarang, saya bertemu dengan Prof Iwan Darmansyah.

Profesor Iwan adalah adalah seorang farmakolog idealis yang gigih memperjuangkan pengobatan yang rasional.

Waktu bertemu, beliau sambil tertawa menyapa saya “Hi celebrity, how are you?” Wah saya senang karena beliau ramah.

Pada tahun 2002 saya pernah mengundang beliau makan siang, dan saya mengutarakan maksud saya untuk melakukan uji klinis jamu Tolakangin.

Jawabannya membuat saya sedih. “Tidak mungkin jamu diuji apa pun. Omong kosong!” katanya.

Nyali saya ciut juga. Meski begitu, saya tidak putus asa. Saya justru bertekad untuk membuktikan bahwa suatu hari nanti saya akan melakukan uji klinis pada Tolakangin. Dan saya berhasil melakukan uji klinis fase pertama produk Tolakangin.

Pada kesempatan itu, saya mengundang beliau ke pabrik Sidomuncul di Semarang dan beliau mau.

Beberapa hari kemudian, bersama Prof Iwan dan 4 guru besar dari Universitas Indonesia saya berangkat ke Semarang untuk meninjau Pabrik Sidomuncul yang baru.

Selama sehari saya menjelaskan proses produksi dan bagaimana kami melakukan standarisasi. Saya juga mempresentasikan uji toksisitas dan uji farmakologi yg kami lakukan.

Saya menunjukkan laboratorium kami yg lengkap. Saya juga mempresentasikan gagasan beşar saya tentang kekayaan alam Indonesia dan ide saya untuk memanfaatkannya.

Sorenya mereka pulang ke Jakarta, dan saya tinggal di Semarang. Sore itu saya menerima sms darı Prof Iwan yang berbunyi : ”Saya surprise melihat pabrik Sidomuncul. Saya apresiasi Anda. I learn so much from you”.

Dua hari setelah kunjungan itu, Prof Iwan minta dikirimi Tolak Angin untuk diminum sendiri dan untuk dibagikan kepada pasiennya.

Sejak itu saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk memperkenalkan Tolakangin kepada para dokter.

Saya akan melakukan seminar dangan dokter dengan materi seperti yang saya jelaskan kepada Prof Iwan.

Sampai hari ini saya sudah menjadi pembicara sebanyak 51 kali untuk memperkenalkan Sidomuncul dan Tolakangin kepada para dokter.

Tujuan saya melakukan seminar dengan para dokter, adalah :

1. Memperkenalkan Sidomuncul dan Tolakangin,bagaimana pabrik kami memproduksi, melakukan standarisasi maupun proses uji toksisitas dan ujifarmakologi.

2. Mengajak para dokter untuk ikut berpartisipasi meneliti obat herbal alam.

Baca Juga  Pedagang Jamu Diajak Keliling Pabrik Sido Muncul, Rayakan Tradisi Sehat Indonesia

3. Berterima kasih kepada para dokter yang telah menginspirasi saya dengan sumpahnya : I will treat my patients with my heart , mind and knowledge

From Indonesia for The World

Semua yang ada di Indonesia ini, datangnya dari barat. Seperti revolusi industri, human right, feminisme, agama dan teknologi.

Saya bermimpi ada yang datang dari timur ke barat, yakni Tolakangin. Karena keberhasilan Tolakangin di Indonesia, saya melakukan ekspansi pasar ke seluruh dunia.

Hadirin yang saya muliakan,

Sebenarnya, kesuksesan Sidomuncul adalah karena kerja tim.

“Gelar Honoris Causa ini saya persembahkan kepada adik-adik saya, Sofyan, Johan , Sigit, Sandra dan David yang telah berjuang bersama saya selama 54 tahun. Juga untuk seluruh karyawan Sidomuncul Group.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) atas regulasi dalam Penganugerahan Doktor HC.

2. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Martono,  dan Para Wakil Rektor atas kepercayaannya kepada saya memberikan Anugerah Doktor Honoris Causa di kampus UNNES tercinta ini,

3. Promotor saya Prof. Dr Fathur Rokhman, M.Hum, Co Promotor Prof. Dr. Zaenuri, M.Si., Akt dan Prof. Dr. R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N. atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan dan kelengkapan publikasi ilmiah saya.

4. Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah UNNES atas amanah dan supportnya kepada saya.

5. Ketua Senat UNNES (Dr. Ir. Sucipto, M.T., IPM.), Sekretaris, dan seluruh anggota Senat UNNES atas persetujuan pengusulan Doktor Honoris Causa saya

6. Direktur Pasca Sarjana dan Wakil Direktur Pasca Sarjana UNNES

7. Ketua Forum Profesor UNNES, Sekretaris, dan seluruh anggota Profesor UNNES

8. Tim LPPM UNNES yang telah mendampingi dalam mempersiapkan kelengkapan dokumen akademik: Prof Sucihartiningsih, Prof. Nana Kariada TM, Prof. Margareta, dan Dr. Edi Kurniawan.

9. Seluruh Civitas Akademika UNNES yang sudah memberikan kesempatan kepada saya menjadi bagian dari keluarga UNNES.

10. Badan POM, Kementerian Kesehatan, Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, dan Lembaga Pemerintahan lain yang mendorong kemajuan kami dan seluruh industri obat bahan alam

11. ⁠Seluruh karyawan Sidomuncul Grup yang setia, turut membangun dan memajukan perusahaan dengan kreativitasnya.

12. Para dokter dengan sumpah hypocratesnya ,“ I will treat my patients with my heart , mind and knowledge”. Sumpah itu menginspirasi saya untuk mengelola Sidomuncul dengan “Heart, mind and regulation”

13. Almarhum Prof. Dr. Iwan Darmansyah, Sp.F.K, farmakolog yang telah memberi dukungan untuk melakukan uji klinis jamu pada saya.

14. Segenap peneliti Tolakangin :

Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M. Sc., dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK dan apt. Phebe Hendra M. Si., Ph.D. Alm Prof Edi Dharmana, alm dokter Noor Wijayahadi, Dr. dr. Neni Susilaningsih, M.Si.

15. Seluruh bintang iklan Tolakangin

16. Kepada para distributor, supplier, biro iklan Artek dan Larisa yang bergabung sejak tahun 1970, Production House Fast Film yang membuat ratusan iklan-iklan Sidomuncul.

  1. GP jamu dan seluruh anggotanya atas kebersamaannya memajukan jamu Indonesia.
  2. kepada teman2 dari media cetak mau pun online yg telah membantu memberitakan semua kegiatan Sidomuncul .

Secara khusus menyampaikan  ucapan terima kasih atas kehadiran Kepala BIN , Letjen TNI (Purn) Moh Herindra Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka KH Ahmad Mustofa Bisri.

Last but not least, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang spesial kepada keluarga saya yang sangat saya cintai:

1. Istriku Sinta. Anak-anak ku : Maria, Indrawan, Angel,Mario, Grace, Marco, Cucu-cucuku : Kayleen, Marleen, Ryu, Reiko dan Liam

2. Almarhum orang tuaku  Desy Sulistyo dan Yahya Hidayat

3. Almarhum kakek dan nenekku Rahmat Sulistyo

4. Adik-adikku :  Sofjan dan Dewi, Johan & Christin, Sigit & Sandra, David & Joana beserta seluruh keluarga besar Hidayat.

5. Iparku Anton  & Kartika, Edwin & Jing2, Lilik, Aryanto & Elly, Herman & Listyani, Ratna dan seluruh keluarga besar Sudjarwo

Kami sukses bukan hanya karena hal-hal yang bersifat ilmu dan manajerial saja, tapi ada yang paling penting yaitu kami hidup rükün dan saling mengalah karena ajaran Kakek-Nenekku , Papa Mamaku.

Sidomuncul tidak akan berhenti berinovasi dan melakukan penelitian-penelitian. Malah kami bertekad untuk bekerja lebih keras lagi melakukan terobosan-terobosan baru untukmeningkatkan martabat dan nilai jamu sebagai kekayaan bumi Indonesia di masa mendatang.

 Ibu Bapak dan para Hadirin yang terhormat,

Saya selalu merasakan adanya guidance of the invisible hand yang bekerja menuntun saya. Pada dasarnya saya hanya merasa menjadi orang yang beruntung karena mendapatkan bimbingan Tuhan semata.

Demikianlah orasi ilmiah yang saya sampaikan dalam penganugerahan  Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang.

Dengan penuh rasa takzim, syukur, dan tanggung jawab saya terima gelar ini.

Hadirin yang saya muliakan,

Mengakhiri orasi ini, izinkan saya memohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa, Sang Pemilik alam semesta dan segala isinya, senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada bapak ibu semua.

Universitas negeri Semarang

Tgl 13 Nopember 2024

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. (***)

Back to top button