Jateng

Panjat Tower 100 Meter, Mahasiswi di Semarang Mengaku Riset Adrenalin

inilahjateng.com (Semarang) – Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Semarang nekat memanjat tower dengan ketinggian 100 meter di lingkungan kampus Unisula, Jalan Kaligawe tepatnya di samping fakultas Kedokteran, Senin (4/3/2024).

Berdasarkan informasi, aksi nekat yang dilakukan mahasiswi berinsial S (22) asal Banjarnegara tersebut sempat menggegerkan warga dan penghuni kampus lainnya karena diduga hendak melompat untuk bunuh diri.

Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto mengatakan bahwa saat ditanyai alasan mahasiswi itu nekat memanjat, untuk melakukan riset adrenalin.

“Alasannya, bukan bunuh diri, hanya untuk riset. Tapi riset apa, masih kita lakukan pendataanya,” ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya menyebut bahwa pertama yang mengetahui kejadian ini adalah sekuriti. Lalu disampaikan ke rekan kerjanya, dan dilakukan bujuk rayu supaya turun. Namun tak mendapat respon.

Baca Juga  Dies Natalis USM, Prof Mahfud: Posisi USM Saat Ini Sangat Baik

Kemudian melapor ke Polsek Genuk dan diteruskan ke petugas Damkar Kota Semarang guna dilakukan proses evakuasi.

“Gadis berkerudung tersebut dengan sendirinya turun ditanah bersemak-semak dengan sendirinya dengan selamat,” jelasnya.

Sementara, Kasie Penyelamatan, Damkar Kota Semarang, Listyono menambahkan mendapat laporan tersebut sekitar pukul 14.28.

Kemudian menindaklanjuti pelaporan tersebut dan melakukan assesment peralatan. Setelah berkoordinasi dengan Polsek Genuk, lalu menuju lokasi kejadian.

“Saat sampai lokasi, itu orangnya posisi masih di ketinggian sekitar 20-25 meter. Jenis kelami perempuan. Tadi dari saksi awal, sudah sampai di ujung, sekitaran 100 meter lebih. Terus turun sendiri,” tambahnya.

Saat sampai di lokasi, dirinya bersama anggotanya menghalau orang sekitar untuk tidak teriak-teriak menyuruh turun.

Baca Juga  Warga Brebes Korban TPPO Mengadu ke Ahmad Luthfi

Alasannya, dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kondisi atau emosional gadis tersebut.

“Kalau terjadi teriakan, kalau orang itu dalam kondisi tidak stabil, khawatirnya kalau tidak naik, bisa juga justru akan loncat. Awalnya mau kita bujuk untuk turun, tapi dia mala turun sendiri. Setelah turun,  jawabanya hanya mengetes adrenalin saja. Sambil ketawa ketawa gitu. Jadi kestabilan emosinya juga meragukan. Karena apapun dia harus kita selamatkan,” pungkasnya. (BDN)

 

Back to top button