Jateng

Pasien DBD di RSUD Ir Soekarno Mengalami Lonjakan 

inilahjateng.com (Sukoharjo) – Pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo mengalami lonjakan. Satu orang pasien meninggal dunia.

Direktur RSUD Ir Soekarno, dr Yunia Wahdiyati mengatakan, sejak awal bulan Maret 2024, tercatat ada 88 kasus DB yang ditangani di RSUD Ir Soekarno. Dari 88 kasus tersebut, satu pasien meninggal dunia.

“Ada satu kasus meninggal satu orang, usia 8 tahun, datang dengan demam, dan dari pemeriksaan laboratorium ada penurunan trombosit, tetapi tidak ada tanda perdarahan,” kata Yunia, Sabtu (23/3/2024).

Menurut Yunia, rata-rata pasien rawat inap adalah anak-anak. Mulai usia 2 hingga 18 tahun.

“Mereka datang dengan demam, nyeri perut, mual, muntah, nyeri kepala, kadang ada batuk, dan sesak nafas,” terangnya.

Baca Juga  Enam Desa di Jepara Rawan Tenggelam Gegara Abrasi

Selain DBD, RSUD Ir Soekarno juga merawat pasien yang mengalami thyfoid atau tipes.

“Untuk penyakit tidak menularnya ada yang mengalami hipertensi, stroke, serangan jantung, dan diabetes melitus.

Kondisi tersebut membuat tingkat hunian di RSUD Ir naik. Kondisi ini lantas membuat manajemen mengeluarkan tempat tidur darurat untuk memenuhi kebutuhan.

“Langkah kami saat ini menambah kapasitas tempat tidur di ruangan dengan menarik tempat tidur yang saat ini ada di ruang yang sedang di renovasi,” bebernya.

Selain itu, mengatur ulang komposisi sumber daya manusia di IGD (sebagai pintu masuk kunjungan RS), di bangsal rawat inap dan di ruang intensif.

Kemudian peralatan yang dibutuhkan untuk penerimaan pasien di IGD, pihak RSUD Ir Soekarno menarik strecher (Brankar) dari bangsal dan rawat jalan untuk ditambahkan ke IGD.

Baca Juga  UPNS Wasbang USM Adakan Edukasi Literasi Digital Berwawasan Kebangsaan

Lalu menyiapkan obat-obatan dan bahan medis habis pakai serta perbekalan kesehatan, menyesuaikan dengan kebutuhan pasien.

“Yang penting lagi, dengan lonjakan kunjungan di rawat inap, kami meningkatkan jumlah ketersediaan bahan makan untuk makan pasien rawat inap,” tandas Yunia. (DSV)

Back to top button