Jateng

Paslon Teguh-Bambang Jajaki Peluang Health Tourism

inilahjateng.com (Solo) – Pasangan nomor urut 1 Teguh Prakosa-Bambang Gage berencana mendirikan rumah sakit baru di tiga kecamatan.

Penambahan fasilitas tersebut sebagai bentuk pengembangan health tourism dalam upaya meningkatkan PAD Kota Bengawan.

“Kami berencana mendirikan tiga rumah sakit. Jika saat ini banyak rumah sakit di Solo, itu bukan berarti banyak yang sakit, tetapi Solo berpotensi menjadi destinasi baru untuk kesehatan, yang juga berpengaruh pada sektor wisata,” ucap Calon Wakil Wali Kota Solo, Bambang, Rabu (16/10/2024).

Menurutnya, dengan bertambahnya fasilitas dan pelayanan kesehatan, maka diharapkan Solo bisa menjadi rujukan untuk medical tourism.

Dengan demikian dapat mendorong penerimaan pajak dari perhotelan dan akomodasi lainnya.

Baca Juga  Pilus Sebut Anggaran Rp25 Juta Per Tahun Bisa Hilangkan Kecemburuan Sosial di Lingkungan RT

“Adanya rumah sakit dan pelayanan yang mumpuni ini memberikan harapan bahwa pasien ataupun keluarganya tidak harus segera pulang, tetapi bisa tinggal dulu untuk menjalani perawatan lanjutan atau setelah operasi,” terangnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap UMKM ikut berkontribusi dalam peningkatkan PAD.

Pihaknya mengaku akan giat menjembatani kolaborasi antar pelaku usaha lokal.

“Seperti di industri batik, yang dapat berkolaborasi dengan Sritex dalam menyiapkan bahan baku. Jadi teman-teman dari Kampung Batik Laweyan dan Kauman dapat memperoleh bahan baku dengan harga spesial,” ujarnya.

Sementara itu, Calon Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan, bahwa penerimaan PAD Kota Solo sejatinya telah meningkat signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga  Meriahnya Tradisi Perang Obor di Jepara

Namun ia tak memungkiri bahwa PAD belum mencapai target. Sebab masih banyak pelaku usaha yang belum berkontribusi secara optimal.

“PAD kita itu selalu naik tidak pernah turun, meski memang kenaikannya belum mencapai target,” katanya.

Teguh mengaku, pihaknya akan memaksimalkan realisasi PAD. Salah satunya menegakkan penerimaan pajak di kalangan pelaku usaha.

“Kenapa belum target? Karena banyak hal. Misal ada wedangan 24 jam, hitung saja sehari dua juta, sebulan pasti omzetnya luar biasa. Ini yang coba kami tingkatkan agar kontrobusi usaha terhadap pajak daerah bisa optimal,” tandasnya. (DSV)

Back to top button