Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli di Pasar Sukowati Sragen
inilahjateng.com (Sragen) – Sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pembeli di Pasar Sukowati Sragen. Akses parkir, kenyamanan pasar, hingga zonasi menjadi keluhan pedagang.
Seperti yang disampaikan Sadiman (79) kepada Bupati Sragen, Sigit Pamungkas saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Sukowati, Kamis (6/3/2025).
Sadiman yang berjualan sepeda itu mengeluh zonasi hingga sepinya pasar.
Ia mengusulkan agar zonasi sepeda itu berada di pinggir pasar dan tidak di dalam pasar.
Selain zonasi, adanya palang pintu otomatis juga dikeluhkan pedagang.
Mereka menilai adanya palang pintu otomatis menyulitkan para pembeli yang mau masuk pasar.
“Kami pengennya itu (paling pintu otomatis) dibuka saja, biar bebas. Pintu parkir tidak perlu ditutup, orangtua takut kalau masuk, takut kepentok kepalanya,” kata Ipung, pedagang gerabatan.
Warga Karangmanis, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo itu mengatakan sepinya pasar tidak sebanding dengan kios mahal dan retribusi yang dibayar tiap hari.
“Sejak dibuka ya gini-gini aja pembelinya. Padahal kios mahal tapi jualan sepi. Belum retribusi Rp 3 ribu dan parkir Rp 2 ribu setiap hari,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan banyak menerima masukan dari pedagang. Ia mengatakan masalah utamanya ialah sepinya pengunjung.
Masalah utamanya adalah di sini pengunjungnya kurang banyak, tidak banyak orang ini disebabkan oleh banyak hal.
“Ada karena masalah parkir yang dianggap menyulitkan, pintu-pintu untuk masuk ke sini kurang accessable, hanya dibuat dua titik saja,” kata Sigit.
Selain itu, lanjut Sigit kondisi tata letak dari zonasi-zonasi dagangan itu tidak pas karena tidak sesuai dengan karakter dari yang dijual.
“Ada kebocoran-kebocoran, ada keluhan panas, sirkulasi udara kurang. Nanti kita rapikan itu semua, sehingga nanti pasar menjadi ramai,” kata dia.
Pantauan dilokasi, di Pasar Sukowati tersebut masih banyak kios yang kosong.
Sigit mengatakan hal ini dikarenakan zonasi peruntukan kios yang kurang.
Sigit mengatakan masih akan mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Meski begitu dirinya mendapatkan masukan dari pedagang agar dipindah zonasi pedagangnya.
“Solusinya tadi ada pilihan yang disampaikan masyarakat misalnya dipindah zonasinya, ada yang sirkulasi udara nanti kita lihat solusi kebijakan yang paling pas sehingga semua kios bisa dibuka efektif untuk transaksi masyarakat Sragen,” tandasnya. (MPM)