Pelatihan Komik Edukasi Berbasis Web Komunitas Seni Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Transformasi digital dalam dunia seni rupa mulai merambah komunitas-komunitas lokal.
Salah satunya melalui agenda kegiatan program kemitraan masyarakat yakni Pelatihan Komik Edukasi Berbasis Web bagi Komunitas Seni di Kota Semarang yang digelar di Hysteria, Jalan Stonen No. 29, pada Sabtu (26/4/2025).
Kegiatan yang diprakarsai oleh Dosen prodi pendidikan teknologi informasi FPMIPATI Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Theodora Indriati Wardani, sebagai bentuk pembekalan keterampilan seni digital kepada para seniman lokal, khususnya para pelaku seni yang masih mengandalkan teknik manual.
Indri sapaan akrabnya menekankan pentingnya adaptasi seniman terhadap perkembangan teknologi.
Ia menyebut pelatihan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mengenalkan seni digital kepada komunitas seni yang belum tersentuh dunia daring.
“Kami ingin para seniman ini tidak hanya berhenti pada karya di atas kertas, tetapi juga bisa menampilkan dan memasarkan karyanya secara digital melalui internet,” ujarnya.
Indri menilai, masih banyak seniman lokal yang belum menyadari pentingnya eksistensi digital dalam memperluas jangkauan karya mereka.
Selain teknik menggambar digital, lanjutnya, pelatihan ini juga mencakup penyusunan narasi dan cara mempublikasikan serta memasarkan karya secara online.
“Melalui pelatihan ini, peserta kami ajak untuk mengembangkan komik edukatif yang tidak hanya menarik dari sisi visual, tetapi juga informatif dan bisa diakses secara daring melalui web,” tandasnya.
Indri juga menyoroti riset serta pengembangan komik edukasi berbasis web di Indonesia masih sangat terbatas, dan inisiatif ini merupakan yang pertama di lingkup komunitas seni lokal Semarang.
“Ini adalah perintisan. Kami berharap karya-karya mereka nantinya bisa menjadi portofolio digital yang kuat, bisa dibaca dan diapresiasi oleh masyarakat luas, serta memiliki nilai ekonomi,” tambahnya.
Tidak hanya sebagai pelatihan sekali jalan, kegiatan ini juga dirancang dengan pola pendampingan berkelanjutan.
“Kami juga berkomitmen untuk terus membimbing para seniman dalam proses digitalisasi karya, dari tahap desain hingga strategi pemasaran daring,” jelasnya.
Sementara, salah satu peserta, Winatra menilai, kegiatan ini menjadi ruang penting untuk memperluas jangkauan karya melalui platform digital.
“Kegiatannya tentang bagaimana kita bisa dimaksimalkan,agar kegiatan atau karya yang kita buat itu dapat meluas ke lapisan masyarakat dan dikenal banyak orang,” tuturnya.
Sebagai ilustrator sekaligus mahasiswa seni rupa UNNES, Winatra mengaku cukup akrab dengan kegiatan-kegiatan seni, namun pelatihan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya kehadiran di dunia digital.
“Setelah ini, saya ingin lebih banyak mengunggah portofolio ke ruang-ruang digital, kayak melebarin personality blending sebagai ilustrator itu sendiri,” pungkasnya. (BDN)